Bongkar Tirani

Grab this Headline Animator

Bongkar Tirani

Kalau "air mata" diserahkan kepada rakyat... Tapi... kalau "mata air" diambil oleh penguasa... Kapan "air mata" itu hilang dari mata rakyat? ataukah abadi selamanya karena kerakusan penguasa?

Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
Jumat, 14 Agustus 2009

Melukai hari, Artikel 85#

Melukai hari-hari dengan segala tindak-tanduk para pejabat negeri ini, sebuah event yang mengakhiri masa jabatan para anggota DPRD dengan pesta dangdutan didalam gedung DPRD dan parahnya lagi itu semua disetujui oleh ketua DPRD, padahal itu adalah gedung rakyat yang nota bene seharusnya membuat peraturan-peraturan daerah demi kepentingan rakyat. Namun gedung rakyat tersebut dijadikan tempat maksiat oleh para wakil rakyat, bukankah itu melukai hati rakyat? bbelum lagi ketika para pejabat itu masih menjabat terus melukai rakyat setiap harinya, dimana penggusuran rumah, penggusuran pedagang kaki lima dan bahkan mengkriminalkan para kelompok minoritas yang hidup didalam pekerjaannya, seperti menjadi pekerja seks komersil dan membunuh kelompok pengguna napza dengan gembar-gembornya "perang melawan narkoba" hari-hari rakyat dilukai oleh penguasanya sendiri, sebab para penguasa hanya memntingkan para pelaku kapitalis meskipun harus mengorbankan rakyat dengan barang dagangan yang sangat membahayakannya.
Penguasa yang dipilih rakyat tak pernah lagi memntingkan kepentingan rakyat terutama kelompok-kelompok minoritas yang sangat rentan dari ketidakadilan, mereka selalu membangun opini bahwa kelompok minoritas tak pernah bermoral, pertanyaannya adalah, apakah para pengambil kebijakan mensejahterakan rakyat melindungi kelompok-kelompok minoritas? lalu siapakah yang tidak bermoral kenapa selalu kami yang dikait-kaitkan dengan moral???
ketika kesejehateraan tidak merata banyak diantara kami melakukan apapun demi bertahan hidup tapi ada juga diantara kami melakukan perlawanan untuk merebut kembali hak-haknya yang telah dirampas, dirampok demi kepentingan para penguasa dan pelaku kapitalis.
Ini sangat ironi sekali tanah kami yang subur, lautnya yang kaya raya namun hanya dapat dinikmati oleh orang-orang yang sudah kaya-raya, tapi mengapa kami tak pernah dapat menikmatinya?
Kesenjangan antara miskin dan kaya semakin tinngi, ketidak adilan dan pelanggaran hak azasi manusia terus terjadi terhadap kelompok-kelompok minoritas, sebuah ironi dan bahkan dijadikan budaya oleh para penguasa negeri ini agar kami sebagai anak bangsa pasrah dengan keadaan, padahal diantara kami tahu bahwa ini semua tak akan terjadi bila sistem perundang-undangan berpihak kepada kami.
Bagi siapa saja yang tahu, yang melihat jangan hanya diam sebab diam adalah mati, kita harus melawan membongkar tirani dan budaya yang telah ciptakan yang semakin tidak menghargai hak azasi manusia, yang kita lawan adalah kebijakan-kebijakan negeri ini harus dirubah, diamandemen agar setiap kebijakan yang dikeluarkan tidak lagi melukai hari-hari rakyat dan kaum minoritas yang sama-sama hidup dibumi pertiwi ini, jangan hanya mengikuti hanya karena dapat ikut menikmati kue-kue yang dibuat dengan cara melukai hati kami!!!

0 Tulis komentar Kalian disini...: