Bongkar Tirani

Grab this Headline Animator

Bongkar Tirani

Kalau "air mata" diserahkan kepada rakyat... Tapi... kalau "mata air" diambil oleh penguasa... Kapan "air mata" itu hilang dari mata rakyat? ataukah abadi selamanya karena kerakusan penguasa?

Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
Jumat, 30 Januari 2009

Pengaturan Hidup Artikel 5#

kehidupan terkadang dan terasa telah diatur-atur, baik oleh sistem maupun oleh kita sendiri dan kita tidak menyadari bahwa semua itu telah terjadi... namun kenapa orang tak pernah melihat dengan hatinya, yang dilihat hanya gemerlap kehidupan dan kemapanan manusia lain tanpa pernah melihat apa yang sebenarnya telah terjadi didalam kehidupan kita sendiri bahwa kita telah diatur-atur didalam ketidaknyaman hidup, namun hanya mimpilah yang membuat kita bebas merdeka tanpa tekanan dari manapun...tetapi ini semua berada didalam kenyataan hidup yang membuat kita menjadi lemah bahkan dilemahkan oleh orang-orang yang merasa dirinya harus menguasai kehidupan orang lain, tak pernah ada obsesi untuk mengingkari dan mengkhianati kehidupan yang tidak berpihak namun orang-orang yang telah mengkhianati berada disekitar kehidupan kita bahkan sangat dekat sehingga kita sendiri tak menyadarinya sebenarnya ada musuh didalam selimut tidur orang-orang miskin kota. Tak akan ada kehidupan yang berarti bila kita menjalaninya dengan mulus melangkah menuju obsesi pribadi. hanya orang-orang yang kuat menghadapi segala kebencian orang lain terhadap kehidupan kita di atas bumi tempat kita berpijak dan melawannya dengan kasih sayang tanpa dendam untuk merangkul orang-orang yang telah membuat Tirani diatas bumi ini. Sebab tanpa darah dan keringat kita tak akan pernah bisa melewati para penguasa-penguasa kehidupan manusia lainnya, karena kita hidup dan berada didalam pengaturan hidup orang lain, bukan Tuhan yang mengatur kehidupan kita namun pengaturan hiduplah yang membuat kehidupan kita terbatas diujung sungai dan tak pernah mencapai samudera, maka semua kehidupanlah yang akan menjadi korban banjir bandang pengaturan hidup.

Selasa, 27 Januari 2009

Negeri dalam mimpi artikel 4#


Keadilan dan kesejahteraan hanya ada dinegeri dalam mimpi, ekonomi kerakyatan yang digaung-gaungkan oleh semua partai politik, tetap saja yang menang adalah ekonomi yang mengarah kedalam kapitalis. Kita selalu kalah untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan sosial, sebab negara ini dikuasai oleh negara-negara penguasa dan pengusaha. Salahkah kami bermimpi berada didalam negeri mimpi yang penuh dengan kedamaian, keadilan dan kesejahteraan sosial? Tuhan adakah pemimpin negeri yang seperti fajar matahari yang selalu meyinari tanpa pamrih untuk semua umat manusia? namun yang terjadi Tuhan negeri ini penuh dengan kegelapan tanpa cahaya, semua yang diharapkan oleh kami sebagai rakyat yang tertindas adalah sebuah janji yang menjadi tirani dan kami hanya bisa hidup didalam negeri mimpi tersebut. Dan bumi pertiwi tak pernah lelah melihat anak-anaknya yang dipisah dengan jurang antara penguasa, pengusaha dan anak-anaknya yang tertindas oleh kedua anak yang berkuasa melalui sistem ekonomi yang kapitalis, hidup kami dikotak-kotakan oleh sesama kami, namun ibu pertiwi hanya bisa diam meratapi anak-anaknya yang saling membunuh, bahkan diantara yang tertindaspun kami saling memperebutkan kehidupan agar diantara kami bisa bertahan, sebab tanpa berperang satu sama lain kami pasti mati dibunuh terlibih dahulu, karena sistem membuat kami saling membunuh, adakah kedamaian dengan tidak saling memangsa sesamanya? sebab saya lelah melihat bangsa ini menjadi bangsa kanibal. marilah saudara-saudaraku, selama masih ada yang lebih tinggi dari manusia yaitu langit diatas kepala kita tegakkanlah kepala kita untuk melawan ketidakadilan, selama masih ada yang lebih rendah dibawah kaki kita yaitu tanah yang kita pijak bersatulah. Maka kita harus bersatu dengan menegakkan kepala untuk melawan segala bentuk tirani yang membuat kehidupan kita menjadi terus tertindas, meski darah yang harus dikeluarkan, meski kita tidak merasakan hasilnya, tapi kita punya harapan untuk anak cucu kita, agar semua ketidakadilan dan kesejahteraan sosial terpenuhi diatas tanah kami sendiri dan pastinya sejarah tak akan menghapus langkah-langkah perjuangan kita bila semuanya itu menjadi seperti didalam negeri mimpi dan kita akan menjadi salah satu pelaku sejarah diatas tanah negeri ini...!!!

Jumat, 23 Januari 2009

anak kehidupan. artikel3

kita hanya bisa dibesarkan oleh kehidupan tanpa kehidupan kita tak akan pernah menjadi manusia seutuhnya, sebab kita tak akan pernah hidup jika tidak mengalami kesengsaraan hidup yang kita alami dan kesengsaraan sosial yang semua orang alami, dan kita akan mengalami pahitnya kehidupan tanpa ampun karena kita sengaja dibuat untuk menjadi lemah oleh sistem yang mempermainkan kehidupan, maka kita harus belajar merangkak bersama ibu pertiwi yang telah melahirkan kita didalam kehidupan, karena tidak ada kehidupan yang menjadi baik tanpa pernah kita mengalami situasi yang membuat kita terus berontak, ketika kehidupan mulai menekan dan membunuh manusia lainnya untuk tidak dapat hidup, maka kita harus lahir kembali dengan menjadi anak kehidupan dengan cara berontak, melawan semua kegelapan yang membuat seseorang tidak pernah lahir dari kehidupan, karena memang didalam kehidupan ini telah terjadi pemerkosaan didalam sehingga benih kehidupam seringkali di aborsi tanpa ampun, karena memang para pemegang kehidupan tidak mau anak kehidupan lahir didalam alam kegelapan untuk mencerahkan kehidupan dunia..., tidak ada yang lebih tinggi didalam kehidupan selain langit diatas kepala kita dan Tuhan diatas segala-galanya an juga tidak ada yang lebih rendah dibawah kaki kita berpijak diatas tanah, sebab di bawah kaki kitapun ada kehidupan yang melimpah, tanah, air, emas, pasir dan semua sumber alam yang berada dibawah kaki kita, namun itu semua masih direnggut oleh manusia-manusia yang rakus dengan hawa nafsunya, memperkosa alam raya ini, sehingga disisi lain kehidupan manusia terbunuh akibat ketamakan para pemerkosa kehidupan, jadilah anak kehidupan untuk mencapai kehidupan yang bermakna didalam semua kehidupan. bersahabatlah dengan semua alam raya dan ibu pertiwi yang telah melahirkan kita, jangan ada pengkhianatan diantara kehidupan yang kita jalanin bersama, sebab para pengkhianat telah banyak membunuh anak kehidupan...!!!

Sekali lagi jangan hanya diam didalam ketidak pastian keadilan, mari kita lihat disekitar kita apa yang terjadi, maka rasakanlah, Pikirkanlah dan lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan lalu lihat perubahan yang terjadi, rahasia alam semesta tak pernah bohong dan rahasia itu ada didalam hati semua manusia kecuali Zionis, maka lakukanlah apa yang rahasia katakan pada dirimu itulah sebenarnya yang harus kita lakukan, bukan yang kita lakukan dengan pikiran kita saja, maka hati mempunyai rahasia yang sangat mulia bagi umat manusia, dan suara hati rakyat adalah suara Tuhan begitu kata pribahasa, kita jalin kekuatan jangan terus berada didalam kotak yang menutup mata kita dengan situasi sosial yang terjadi disekitar kita, hanya Tuhan yang boleh memimpin semua aspek kehidupan dan Tuhan berada bersama kita didalam rahasia yang ada pada diri kita, maka sekali lagi rasakan getaran rahasia itu, lalu olah dengan otak dan pikiran kita maka lakukanlah apa yang Tuhan katakan pada kita, karena pada dasarnya kita harus bisa melepaskan dari semua kotak-kotak yang manusia ciptakan untuk mengekang dan membedakan diatara para manusia lainnya, dan Rahasia Tuhan menginginkan kita menjadi bebas dialam yang penuh kegelapan ini, hanya Tuhan yang boleh menciptakan aturan hidup makhluk hidup, bukan manusia yang membuat aturan hidup untuk membunuh hidup manusia lainnya, sebab Dia-Lah segala pencipta segala aturan main dialam raya...., Maka rasakanlah apakah kita harus berontak untuk melepaskan diri dari semua aturan hidup? atau kita berada didalam bagian manusia yang membuat aturan hidup untuk membunuh hidup manusia lainnya? Pikirkanlah apa yang layak untuk kita perjuangankan bersama untuk membebaskan diri dari segala pengkotakan hidup manusia, maka lakukan dengan niat, hanya kematian yang memisahkan kita dari perjuangan untuk mencapainya berarti kematian telah memberi perubahan bagi kita semua maka rasakanlah apa yang terjadi dari hasil semua perjuangan, sebab tidak ada satupun perjuangan yang sia-sia, yang menciptakan aturan saja mendapatkan hasilnya untuk kepentingan hidup sendiri, apalagi kita memperjuangkan untuk kepentingan hidup yang setara dan sejahtera, maka rahasia akan terus meyakinkan kita untuk mencapai perubahan yang hakiki....!!!

Ketika kita terkekang oleh semua aturan yang telah dibuat oleh para penguasa, maka kita sebagai manusia akan berontak dari kekangan itu, namun hanya sedikit orang yang berontak dari keterkekangan hidup, karena yang terpkirkannya adalah asal saya hidup mengapa saya harus menguras waktu dan tenaga untuk mebantu orang-orang yang terkekang didalam kurungan yang sangat sempit untuk menjangkau kehidupan. dan orang-orang itu sangat banyak disekitar kita, hanya ada satu kata lawan untuk mencapai kebebasan, tidak ada orang jahat untuk menjadi baik dan tidak ada orang baik untuk menjadi jahat sebab kita hidup di alam yang sama di bumi yang sama dan di negara yang sama, hanya tetesan darah, tetesan keringat dan kehidupanlah yang membuat kita belajar untuk melawan semua orang-orang yang sengaja mengekang kita untuk mencapai kebebasan dan kehidupan juga telah mengajarkan kita untuk menjadi seseorang pejuang, sebab dunia diciptakan Tuhan didalam kegelapan ketika matahari tidak menampakkan cahayanya maka kegelapan dan tirani semakin menggurita didunia ini, maka sebenarnya yang kita tuju adalah akhir dari semua cerita yang didunia ini yaitu keabadian. Meskipun kita harus melakukannya dengan gerilya karena memang kita tidak akan mengajar dunia yang kita raih adalah kebebasan hidup dari segala keterkekangan yaitu adalah keabadian yang diciptakan Tuhan yang Maha kuasa di semesta alam raya. sebab begitulah hidup semakin mendekat kegelapan semakin banyak Tirani maka semakin dekat pula tujuan yang ingin kita capai yaitu sebuah cahaya abadi yang dipancarkannya didalam ruangan yang lebih besar dari alam raya semesta ini. kanganlah lelah, janganlah menyerah dan janganlah diam, Lawam, lawan dan lawan....!!! karena kebebasan tak akan pernah bisa kita raih jika kita tidak melawan maka hanya kematian yang mengahantarkan kita menuju cahayanya dan keabadian sejarah mengenang perjuangannya!!!!

Rabu, 07 Januari 2009

Agenda Merusak palestina


Sebuah ironi
Hamas yang memenangkan pemilu parlemen Palestina, Januari 2006, harus menghadapi kenyataan bahwa dewi fortuna (keberuntungan) belum berpihak kepada mereka. Adagium vox populi, vox Dei (suara rakyat, suara Tuhan) tenggelam entah ke mana. Pemerintah Palestina di bawah Hamas, yang semestinya dapat menyuarakan kepentingan rakyat, justru mendapatkan hambatan dari berbagai pihak luar, terutama Israel dan Amerika Serikat.

Bantuan yang sebelumnya mengalir ke Palestina dihentikan. Selama satu tahun pertama pemerintahannya, Hamas tidak dapat berbuat banyak. Mereka mendapatkan tekanan yang cukup hebat. Mereka sengaja diisolasi, supaya Hamas segera jatuh dari tampuk pemerintahan Palestina.

Suatu skenario penjatuhan pemerintahan Hamas itu diungkapkan oleh surat kabar terkemuka AS, The New York Times (14 Februari 2006). Dalam skenario itu, disebutkan bahwa Amerika Serikat dan Israel akan memotong akses keuangan serta hubungan internasional hingga pemerintahan Hamas segera jatuh. Israel akan membekukan pengembalian dana pajak dan cukai yang mereka kumpulkan dari warga Palestina di perbatasan. Jumlahnya sekitar 50 juta dolar AS per bulan.

Israel juga akan menutup pintu masuk dan keluar di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Amerika dan Uni Eropa menambah tekanan dengan menghentikan dana bantuan untuk Palestina yang berjumlah sekitar 110 juta dolar AS per bulan. Palestina diisolasi dan diharapkan perekonomian mereka segera hancur dan rakyat memrotes pemeritahan Hamas atas ketidakmampuan itu. Dengan demikian, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, yang juga pemimpin Fatah memiliki alasan untuk menyerukan pemilu baru. Melalui pemilu baru inilah, riwayat pemerintahan Hamas akan diakhiri dan Fatah kembali berkuasa.

Benar, beberapa kali Abbas mengemukakan tentang perlunya pemilu dini untuk menerobos kebuntuan politik. Anehnya, yang antusias menanggapinya adalah pihak Barat, terutama Inggris dan Amerika. Setelah bertemu dengan Mahmoud Abbas, di Ramallah, 18 Desember 2006, Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, memuji usul Abbas itu dan bahkan Blair mendesak dunia internasional untuk mendukungnya.

Dukungan juga disampaikan Pemerintah Amerika. “Kami mendukung Presiden Abbas yang sedang mencoba menerobos kebuntuan (politik) saat ini dan kami tentu saja berharap langkah-langkah yang dia ambil dapat mengurangi kekerasan,” begitu pernyataan resmi pemerintah Amerika (Kompas, 20 Desember 2006). Abbas juga bertemu Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert, di Jerusalem, 23 Desember 2006.

Sebaliknya, masyarakat Palestina tidak begitu menanggapi seruan Abbas. Yang terjadi malahan bentrok antara penganut Hamas dan Fatah. Setelah banyak memakan korban, mereka berhasil didamaikan oleh Raja Arab Saudi, Abdullah, di Makkah. Kemudian Hamas dan Fatah membentuk pemerintahan koalisi nasional yang tetap dipimpin oleh Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniya, dari Hamas.

Pemerintahan koalisi itu, ternyata tidak mulus berjalan. Amerika, Uni Eropa, dan Israel tidak puas, karena pemerintahan tersebut masih dipimpin oleh Hamas. Isolasi ekonomi dan politik internasional masih terus berjalan. Akhirnya, Hamas dan Fatah bentrok kembali. Pasukan Hamas menguasai seluruh wilayah Jalur Gaza. Presiden Abbas membalas dengan mengeluarkan dekrit pembubaran kabinet dan membentuk kabinet baru. Sementara itu, Ismael Haniya, masih menganggap dirinya sebagai pemimpin yang sah. Secara ekonomi, Palestina sudah terpuruk dan sekarang secara politik mereka semakin jauh dari kedamaian. Ironis memang, ketika dibutuhkan suatu kekuatan bersama untuk melawan musuh, mereka justru bentrok sendiri.

Skenario baru
Kondisi terakhir di Palestina itu menimbulkan spekulasi adanya skenario baru untuk membelah Palestina. Tampaknya, Hamas yang sulit dikendalikan oleh Isarel dan Amerika akan diisolasi di Jalur Gaza. Indikasi ini, misalnya, terlihat setelah pelantikan Kabinet Darurat Palestina di bawah Perdana Menteri Salman Fayyad (independen), Ohud Olmert, berjanji membuka peluang baru bagi tercapainya perdamaian. “Peluang baru yang sudah sejak lama tidak kita miliki. Pemerintahan Palestina tanpa Hamas merupakan mitra kami,” kata Olmert (Republika, 18 Juni 2007).

Tetapi, sebaliknya Israel menutup pasokan kebutuhan kehidupan sehari-hari ke Gaza. Bahan bakar minyak di Gaza akan semakin sulit didapat, karena perusahaan Israel, Dor Alon, yang biasa memasok ke sana akan membatasi pasokannya. Menteri Infrastuktur Israel, Benjamin Ben-Eliezer menjelaskan bahwa Israel akan meningkatkan isolasinya terhadap Gaza, kecuali listrik dan air.

Isolasi Gaza itu diharapkan akan membangkitkan kemarahan rakyat terhadap Hamas dan menggulingkan pemimpinnya. Tetapi, bila itu tidak berhasil, maka Gaza akan tetap dibiarkan dikuasai oleh Hamas, tanpa ada pengakuan dari dunia internasional.

Pelantikan kabinet baru oleh Presiden Abbas itu tampaknya akan dijadikan alasan adanya pengakuan dunia internasional, bahwa pemerintahan Palestina yang sah berada di bawah Perdana Menteri Salman Fayyad. Dengan demikian, segala urusan yang berkaitan dengan Palestina akan ditangani oleh Fayyad.

Bila skenario itu benar, maka yang akan menjadi korban adalah masyarakat Palestina, terutama mereka yang tinggal di Jalur Gaza. Mereka akan mengalami kehidupan yang lebih sulit. Sementara yang beruntung adalah Israel dan para sekutunya. Mereka akan lebih mudah mengatur politik Palestina.

Selamatkan rakyat
Semestinya, dunia tidak boleh tinggal diam. Kewajiban masyarakat dunia adalah memberikan bantuan kepada siapa saja yang memerlukannya. Rakyat Palestina perlu bantuan. Mereka telah menjadi korban ulah para elite dan pemimpin dunia yang tidak bertanggung jawab. Saya kira, Liga Arab semestinya segera bertindak untuk mengatasi kemelut politik Palestina itu. Mereka bisa menjadi mediator yang menjembatani kepentingan Hamas dan Fatah.

Usaha yang dilakukan oleh Raja Abdullah dari Arab Saudi beberapa waktu lalu, perlu diulangi lagi. Selain itu, Organisasi Konferensi Islam juga bisa segera bergerak untuk membantu rakyat Palestina. Memang, usaha itu memerlukan kesungguhan dari semua pihak dan tidak semudah apa yang dikatakan.

Barangkali, Indonesia juga dapat memainkan peran untuk ikut berkiprah di sini. Selama ini, Indonesia konsisten mendukung perjuangan rakyat Palestina. Dukungan itu perlu diberikan tanpa melihat siapa yang berkuasa di sana. Ketika Mahmoud Abbas (Fatah) terpilih menjadi Presiden Palestina, Indonesia menyambut baik, demikian juga ketika Hamas menang dalam pemilu Palestina. Sebelum Raja Abdullah berhasil mendamaikan Hamas dan Fatah, beberapa waktu lalu, Indonesia pernah mengemukakan gagasan untuk mempertemukan mereka. Mungkin sekaranglah saatnya bagi Indonesia untuk lebih berperan lagi menyelamatkan rakya Palestina.

Ikhtisar
- Barat dan Israel tidak pernah rela melihat Hamas berkuasa di Palestina. Dengan segala cara, mereka terus berusaha menyingkirkan Hamas.
- Usaha mereka dilakukan dengan memanfaatkan sikap akomodatif Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
- Pembentukan pemerintahan darurat Palestina yang dipimpin Salman Fayyad.
- Liga Arab dan Organisasi Konferensi Islam harus segera bertindak untuk menyelamatkan rakyat Palestina.

Telah menjadi hukum sejarah, bahwa setiap angkatan muda hidup dalam era dan zamannya masing-masing, termasuk angkatan muda di indonesia. ini tidak berarti bahwa ada penggalan-penggalan fase sejarah yang terpisah pada setiap generasi, melainkan bahwa setiap generasi mempunyai problem kesejarahannya masing-masing yang harus dipertanggungjawabkan demi kontinuitas sejarah kemanusiaan.

karena perbedaan problem zaman yang dihadapi oleh setiap generasi, mengakibatkan munculnya solusi problem yang juga berbeda-beda. solusi yang ditawarkan oleh setiap generasi atas zamannya masing-masing diejawantahkan dalam bangunan gramatika politik yang khas. begitupun dengan beberapa lapis generasi manusia indonesia sampai pada hari ini, telah melahirkan berbagai gramatika politiknya masing-masing.

tentu kita mengenal periodisasi angkatan muda indonesia, beberapa generasi telah berhasil membangun gramatika politiknya sendiri, tapi tidak sedikit juga yang sesungguhnya hanya melanjutkan gramatika politik generasi sebelumnya, atau bahkan hanya melaksanakan gramatika politik yang diproduksi oleh kelompok lain. yang paling fenomenal dari beberapa periode angkatan muda indonesia adalah angkatan 28 dengan sumpah pemudanya dan angkatan 45 yang mengantarkan indonesia ke pintu kemerdekaan.

sumpah pemuda sudah berusia 77 tahun, sebuah usia yang demikian panjang untuk sebuah gramatika politik yang dicetuskan oleh kaum muda. sumpah pemuda dapat dikatakan berhasil, karena semua gerakan aksi dan aktivitas dari generasi pemuda setelahnya, hanyalah merupakan kelanjutan atau reaktualisasi dari gramatika politik ini, meskipun dengan cara yang berbeda. kenyataan ini melanda baik angkatan ’45, angkatan ’66 maupun angkatan ’98.

gramatika politik baru
memang tidak ada yang salah dalam gramatika politik angkatan ’28 ini, sebagai produk dari sebuah generasi, sumpah pemuda sangat berhasil menjalankan fungsi pada zamannya. namun kita harus realistis bahwa era dan zaman yang dihadapi oleh setiap generasi memiliki problem yang berbeda. sehingga sangat mendesak untuk kembali dilakukannya perumusan gramatika politik baru bagi kaum muda.

dalam realitas, kita dapat menyaksikan bagaimana gerakan kaum muda hari ini belum menghasilkan sesuatu yang signifikan bagi perbaikan bangsa dan negara. ini diakibatkan karena kaum muda terjebak pada gramatika politik yang diproduksi oleh kaum tua yang sampai hari ini masih bercokol disemua level kehidupan politik kenegaraan kita, baik itu di eksekutif, legislatif maupun yudikatif.

gramatika politik kaum tua menjebak gerakan kaum muda hanya berkutat pada persoalan-persoalan artifisial kebangsaan, seperti isu bbm, penyaluran dana kompensasi serta kinerja eksekutif, legislatif dan yudikatif. sudah saatnya pemuda kembali melakukan konsolidasi menyeluruh untuk menunjukkan eksistensi dan keberadaannya yang signifikan dalam percaturan kehidupan kenegaraan dan kebangsaan.

pilihan untuk merumuskan kembali gramatika politik kaum muda dilakukan setelah melihat bahwa efektifitas gerakan angkatan muda sebelumnya bisa berhasil karena ditopang oleh gramatika politiknya. gramatika politik bermain di wilayah bahasa, sementara itu, bahasa sebagai praktik material dibentuk sedemikian rupa oleh jalinan kondisi dan pengalaman sosial kompleks yang melingkupinya (ashcroft, dkk 1989). jadi gerakan muda akan mampu menjawab tantangan zamannya jika memiliki sebuah rumusan gramatika politik yang mumpuni.

dengan gramatika politik baru, kaum muda hari ini bisa menunjukkan eksistensinya dan akan mampu mengambil alih wilayah sentrum bahasa dari kamu tua dengan gramatika politiknya sendiri dan mengisinya dengan bahasa baru yang sepenuhnya sudah disesuaikan dengan konteks era dan zaman serta problem yang dihadapi. dengan adanya gramatika politik yang baru, kaum muda akan mampu menjadi kekuatan untuk membangun wacana tanding atas hegemoni kaum tua.

setidaknya, gramatika politik baru bekerja di tiga lapis wacana (discourse) yaitu, pertama, wilayah wacana (field of discourse) dimana titik tekan gramatika politik difokuskan untuk menggeser tema. tema wacana politik selama ini masih tetap dikendalikan oleh kaum muda dan menggiring gerakan muda untuk hanya ikut bermain dalam tema wacana politik yang telah mereka produksi. generasi muda hanya menjadi konsumen dan tidak mampu melepaskan diri karena warna patronase politik yang masih kental dalam realitas perpolitikan indonesia. gerakan kaum muda indonesia belum pernah menjangkau wilayah paradigmatik tapi hanya pada wilayah pragmatik.

kedua, mode wacana (mode of discourse). dalam lapisan ini, gramatika politik baru kaum muda harus diterjemahkan pada tataran kata-kata. dalam lapisan inipun dominasi kaum tua masih sangat kuat, terminologi-terminologi yang lazim digunakan dalam dunia politik, belum ada yang baru, semua berkutat pada terminologi yang itu-itu saja. sebagai contoh, pada hari ini, mode wacana kaum muda dijebak untuk hanya mengucap isu korupsi, kolusi dan nepotisme.

ketiga, lapisan ini mempersoalkan tentang penyampai wacana (tenor of discourse), titik tekannya pada persoalan otoritas. maksudnya bahwa gramatika politik kaum muda harus bisa menjadi pencerminan otoritas kaum muda dalam membangun wilayah wacana (field of discourse) dan memproduksi mode wacana (mode of discourse). dalam realitasnya, gerakan kaum muda belum berhasil muncul sebagai otoritas politik yang mandiri.

sebenarnya kondisi ketidakmampuan generasi muda memproduksi gramatologi politik baru menunjukkan sebuah proses kolonisasi kesadaran oleh kaum tua terhadap gerakan kaum muda. setelah demikian lama, sudah selayaknya gerakan kaum muda tidak lagi ditunggangi oleh kekuatan tua. kaum muda harus muncul sebagai kekuatan pembaharu yang diharapkan mengantar bangsa ini pada tata hidup yang lebih beradab dengan gramatika politik baru.

inilah yang beberapa puluh tahun yang lalu menjadi harapan mulia dari muhammad hatta, lahirnya “generasi baru kaum terdidik, dengan kemampuannya untuk membebaskan diri dari kolonial, lebih mungkin mengambil inisiatif untuk membangkitkan kekuatan rakyat dan menyediakan basis teoritis bagi aksi-aksi kolektif”. hatta menanti lahirnya angkatan muda seperti ini, apakah sekarang adalah saat yang tepat? jawabnya kembali pada kita semua para generasi muda…

Senin, 05 Januari 2009

Tan Malaka, Pahlawan atau Bukan


Tan Malaka atau Sutan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka (lahir Nagari Pandam Gadang, Suliki, Sumatra Barat, 2 Juni 1897 - wafat Jawa Timur, 21 Februari 1949 [1]) adalah seorang aktivis pejuang nasionalis Indonesia, seorang pemimpin komunis, dan politisi yang mendirikan Partai Murba. Pejuang yang militan, radikal dan revolusioner ini banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dengan perjuangan yang gigih maka ia dikenal sebagai tokoh revolusioner yang legendaris. Dia kukuh mengkritik terhadap pemerintah kolonial Hindia-Belanda maupun pemerintahan republik di bawah Soekarno pasca-revolusi kemerdekaan Indonesia. Walaupun berpandangan komunis, ia juga sering terlibat konflik dengan kepemimpinan Partai Komunis Indonesia (PKI).Tan Malaka menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam pembuangan di luar Indonesia, dan secara tak henti-hentinya terancam dengan penahanan oleh penguasa Belanda dan sekutu-sekutu mereka. Walaupun secara jelas disingkirkan, Tan Malaka dapat memainkan peran intelektual penting dalam membangun jaringan gerakan komunis internasional untuk gerakan anti penjajahan di Asia Tenggara. Ia dinyatakan sebagai "Pahlawan revolusi nasional" melalui ketetapan parlemen dalam sebuah undang-undang tahun 1963.Tan Malaka juga seorang pendiri partai Murba, berasal dari Sarekat Islam (SI) Jakarta dan Semarang. Ia dibesarkan dalam suasana semangatnya gerakan modernis Islam Kaoem Moeda di Sumatera Barat.Tokoh ini juga adalah orang yang mendalangi terjadinya pergolakan sosial di wilayah Surakarta setelah pengumuman Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yang berakibat hilangnya status Daerah Istimewa bagi bekas wilayah Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunagaran.Saat berumur 16 tahun, 1912, Tan Malaka dikirim ke Belanda. Tahun 1919 ia kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai guru disebuah perkebunan di Deli. Ketimpangan sosial yang dilihatnya di lingkungan perkebunan, antara kaum buruh dan tuan tanah menimbulkan semangat radikal pada diri Tan Malaka muda. Tahun 1921, ia pergi ke Semarang dan bertemu dengan Semaun dan mulai terjun ke kancah politik Saat kongres PKI 24-25 Desember 1921, Tan Malaka diangkat sebagai pimpinan partai. Januari 1922 ia ditangkap dan dibuang ke Kupang. Pada Maret 1922 Tan Malaka diusir dari Indonesia dan mengembara ke Berlin, Moskwa dan Belanda. Pada tahun 1921 Tan Malaka telah terjun ke dalam gelanggang politik. Dengan semangat yang berkobar dari sebuah gubuk miskin, Tan Malaka banyak mengumpulkan pemuda-pemuda komunis. Pemuda cerdas ini banyak juga berdiskusi dengan Semaun (wakil ISDV) mengenai pergerakan revolusioner dalam pemerintahan Hindia Belanda. Selain itu juga merencanakan suatu pengorganisasian dalam bentuk pendidikan bagi anggota-anggota PKI dan SI (Sarekat Islam) untuk menyusun suatu sistem tentang kursus-kursus kader serta ajaran-ajaran komunis, gerakan-gerakan aksi komunis, keahlian berbicara, jurnalistik dan keahlian memimpin rakyat. Namun pemerintahan Belanda melarang pembentukan kursus-kursus semacam itu sehingga mengambil tindakan tegas bagi pesertanya.Melihat hal itu Tan Malaka mempunyai niat untuk mendirikan sekolah-sekolah sebagai anak-anak anggota SI untuk penciptaan kader-kader baru. Juga dengan alasan pertama: memberi banyak jalan (kepada para murid) untuk mendapatkan mata pencaharian di dunia kapitalis (berhitung, menulis, membaca, ilmu bumi, bahasa Belanda, Melayu, Jawa dan lain-lain); kedua, memberikan kebebasan kepada murid untuk mengikuti kegemaran mereka dalam bentuk perkumpulan-perkumpulan; ketiga, untuk memperbaiki nasib kaum miskin. Untuk mendirikan sekolah itu, ruang rapat SI Semarang diubah menjadi sekolah. Dan sekolah itu bertumbuh sangat cepat hingga sekolah itu semakin lama semakin besar.Perjuangan Tan Malaka tidaklah hanya sebatas pada usaha mencerdaskan rakyat Indonesia pada saat itu, tapi juga pada gerakan-gerakan dalam melawan ketidakadilan seperti yang dilakukan para buruh terhadap pemerintahan Hindia Belanda lewat VSTP dan aksi-aksi pemogokan, disertai selebaran-selebaran sebagai alat propaganda yang ditujukan kepada rakyat agar rakyat dapat melihat adanya ketidakadilan yang diterima oleh kaum buruh.Seperti dikatakan Tan Malaka pada pidatonya di depan para buruh “Semua gerakan buruh untuk mengeluarkan suatu pemogokan umum sebagai pernyataan simpati, apabila nanti menglami kegagalan maka pegawai yang akan diberhentikan akan didorongnya untuk berjuang dengan gigih dalam pergerakan revolusioner”.Pergulatan Tan Malaka dengan partai komunis di dunia sangatlah jelas. Ia tidak hanya mempunyai hak untuk memberi usul-usul dan dan mengadakan kritik tetapi juga hak untuk mengucapkan vetonya atas aksi-aksi yang dilakukan partai komunis di daerah kerjanya. Tan Malaka juga harus mengadakan pengawasan supaya anggaran dasar, program dan taktik dari Komintern (Komunis Internasional) dan Profintern seperti yang telah ditentukan di kongres-kongres Moskwa diikuti oleh kaum komunis dunia. Dengan demikian tanggung-jawabnya sebagai wakil Komintern lebih berat dari keanggotaannya di PKI.Sebagai seorang pemimpin yang masih sangat muda ia meletakkan tanggung jawab yang sangat berat pada pundaknya. Tan Malaka dan sebagian kawan-kawannya memisahkan diri dan kemudian memutuskan hubungan dengan PKI, Sardjono-Alimin-Musso.Pemberontakan 1926 yang direkayasa dari Keputusan Prambanan yang berakibat bunuh diri bagi perjuangan nasional rakyat Indonesia melawan penjajah waktu itu. Pemberontakan 1926 hanya merupakan gejolak kerusuhan dan keributan kecil di beberapa daerah di Indonesia. Maka dengan mudah dalam waktu singkat pihak penjajah Belanda dapat mengakhirinya. Akibatnya ribuan pejuang politik ditangkap dan ditahan. Ada yang disiksa, ada yang dibunuh dan banyak yang dibuang ke Boven Digoel, Irian Jaya. Peristiwa ini dijadikan dalih oleh Belanda untuk menangkap, menahan dan membuang setiap orang yang melawan mereka, sekalipun bukan PKI. Maka perjaungan nasional mendapat pukulan yang sangat berat dan mengalami kemunduran besar serta lumpuh selama bertahun-tahun.Tan Malaka yang berada di luar negeri pada waktu itu, berkumpul dengan beberapa temannya di Bangkok. Di ibu kota Thailand itu, bersama Soebakat dan Djamaludddin Tamin, Juni 1927 Tan Malaka memproklamasikan berdirinya Partai Republik Indonesia (PARI). Dua tahun sebelumnya Tan Malaka telah menulis "Menuju Republik Indonesia". Itu ditunjukkan kepada para pejuang intelektual di Indonesia dan di negeri Belanda. Terbitnya buku itu pertama kali di Kowloon, Hong Kong, April 1925.Prof. Mohammad Yamin, dalam karya tulisnya "Tan Malaka Bapak Republik Indonesia" memberi komentar: "Tak ubahnya daripada Jefferson Washington merancangkan Republik Amerika Serikat sebelum kemerdekaannya tercapai atau Rizal Bonifacio meramalkan Philippina sebelum revolusi Philippina pecah…."MadilogMadilog merupakan istilah baru dalam cara berpikir, dengan menghubungkan ilmu bukti serta mengembangkan dengan jalan dan metode yang sesuai dengan akar dan urat kebudayaan Indonesia sebagai bagian dari kebudayaan dunia. Bukti adalah fakta dan fakta adalah lantainya ilmu bukti. Bagi filsafat, idealisme yang pokok dan pertama adalah budi (mind), kesatuan, pikiran dan penginderaan. Filsafat materialisme menganggap alam, benda dan realita nyata obyektif sekeliling sebagai yang ada, yang pokok dan yang pertama.Bagi Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika) yang pokok dan pertama adalah bukti, walau belum dapat diterangkan secara rasional dan logika tapi jika fakta sebagai landasan ilmu bukti itu ada secara konkrit, sekalipun ilmu pengetahuan secara rasional belum dapat menjelaskannya dan belum dapat menjawab apa, mengapa dan bagaimana.Semua karya Tan Malaka dan permasalahannya didasari oleh kondisi Indonesia. Terutama rakyat Indonesia, situasi dan kondisi nusantara serta kebudayaan, sejarah lalu diakhiri dengan bagaimana mengarahkan pemecahan masalahnya. Cara tradisi nyata bangsa Indonesia dengan latar belakang sejarahnya bukanlah cara berpikir yang teoritis dan untuk mencapai Republik Indonesia sudah dia cetuskan sejak tahun 1925 lewat Naar de Republiek Indonesia.Jika membaca karya-karya Tan Malaka yang meliputi semua bidang kemasyarakatan, kenegaraan, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan sampai kemiliteran (Gerpolek-Gerilya-Politik dan Ekonomi, 1948), maka akan ditemukan benang putih keilmiahan dan ke-Indonesia-an serta benang merah kemandirian, sikap konsisten yang jelas dalam gagasan-gagasan serta perjuangannya.Peristiwa 3 Juli 1946 yang didahului dengan penangkapan dan penahanan Tan Malaka bersama pimpinan Persatuan Perjuangan, di dalam penjara tanpa pernah diadili selama dua setengah tahun. Setelah meletus pemberontakan FDR/PKI di Madiun, September 1948 dengan pimpinan Musso dan Amir Syarifuddin, Tan Malaka dikeluarkan begitu saja dari penjara akibat peristiwa itu.Di luar, setelah mengevaluasi situasi yang amat parah bagi Republik Indonesia akibat Perjanjian Linggajati 1947 dan Renville 1948, yang merupakan buah dari hasil diplomasi Sutan Syahrir dan Perdana Menteri Amir Syarifuddin, Tan Malaka merintis pembentukan Partai MURBA, 7 November 1948 di Yogyakarta.Pada tahun 1949 tepatnya bulan Februari Tan Malaka hilang tak tentu rimbanya, mati tak tentu kuburnya di tengah-tengah perjuangan bersama Gerilya Pembela Proklamasi di Pethok, Kediri, Jawa Timur. Tapi akhirnya misteri tersebut terungkap juga dari penuturan Harry A. Poeze, seorang Sejarawan Belanda yang menyebutkan bahwa Tan Malaka ditembak mati pada tanggal 21 Februari 1949 atas perintah Letda Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi Brawijaya[1].Direktur Penerbitan Institut Kerajaan Belanda untuk Studi Karibia dan Asia Tenggara atau KITLV, Harry A Poeze kembali merilis hasil penelitiannya, bahwa Tan Malaka ditembak pasukan TNI di lereng Gunung Wilis, tepatnya di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri pada 21 Februari 1949.Namun berdasarkan keputusan Presiden RI No. 53, yang ditandatangani Presiden Soekarno 28 Maret 1963 menetapkan bahwa Tan Malaka adalah seorang pahlawan kemerdekaan Nasional.Tan Malaka dalam fiksiDengan julukan Patjar Merah Indonesia Tan Malaka merupakan tokoh utama beberapa roman picisan yang terbit di Medan. Roman-roman tersebut mengisahkan petualangan Patjar Merah, seorang aktivis politik yang memperjuangkan kemerdekaan Tanah Air-nya, Indonesia, dari kolonialisme Belanda. Karena kegiatannya itu, ia harus melarikan diri dari Indonesia dan menjadi buruan polisi rahasia internasional.Salah satu roman Patjar Merah yang terkenal adalah roman karangan Matu Mona yang berjudul Spionnage-Dienst (Patjar Merah Indonesia). Nama Pacar Merah sendiri berasal dari karya Baronesse Orczy yang berjudul Scarlet Pimpernel, yang berkisah tentang pahlawan Revolusi Prancis.Dalam cerita-cerita tersebut selain Tan Malaka muncul juga tokoh-tokoh PKI dan PARI lainnya, yaitu Muso (sebagai Paul Mussotte), Alimin (Ivan Alminsky), Semaun (Semounoff), Darsono (Darsnoff), Djamaluddin Tamin (Djalumin) dan Soebakat (Soe Beng Kiat).Kisah-kisah fiksi ini turut memperkuat legenda Tan Malaka di Indonesia, terutama di Sumatera.Beberapa judul kisah Patjar Merah:Matu Mona. Spionnage-Dienst (Patjar Merah Indonesia). Medan (1938) Matu Mona. Rol Patjar Merah Indonesia cs. Medan (1938) Emnast. Tan Malaka di Medan. Medan (1940) Tiga kali Patjar Merah Datang Membela (1940) Patjar Merah Kembali ke Tanah Air (1940) *Artikel ini diambil dari Wikipedia bahasa Indonesia, tidak ada maksud tertentu mengapa artikel ini dimuat di blog ini. Yang pasti artikel versi Wikipedia ini diharapkan menambah pengetahuan bagi pengunjung blog-ku. Sekali lagi tanpa ada pretensi dan tendensi apapun.


Penanaman kapital di Indonesia pada sejak akhir abad ke-XIX meningkat dengan cepat, yang membawa perubahan besar dalam kehidupan ekonomi dan sosial di Indonesia.
Untuk mengerjakan bahan-bahan mentah, imperialisme Belanda mendirikan pabrik-pabrik, membikin pelabuhan-pelabuhan dan jalan-jalan kereta-api. Tetapi, semuanya itu sekali-kali bukanlah untuk memajukan Indonesia, melainkan untuk mengintensifkan penghisapan kolonial terhadap Rakyat Indonesia.
Dengan demikian pengaruh kapitalisme menjadi merasuk ke dalam masyarakat Indonesia, yang mendorong lahirnya klas-klas baru dalam masyarakat Indonesia, yaitu : Klas proletar, intelektual dan borjuasi Indonesia.
Lahirnya klas proletar mendorong berdirinya organisasi serikat buruh. Di banyak tempat di Indonesia mulai berdiri serikat buruh - serikat buruh, seperti serikat buruh pelabuhan, serikat buruh kereta-api, serikat buruh percetakan dan serikat buruh - serikat buruh di pabrik-pabrik lainnya.
Pada tahun 1905 berdirilah serikat buruh kereta-api yang bernama SS-Bond (Staats-Spoor Bond). Dalam tahun 1908 berdirilah Perkumpulan Pegawai Spoor dan Trem (Vereniging van Spoor en Tram Personeel - VSTP), suatu serikat buruh kereta-api yang militan ketika itu.
Serikat buruh - serikat buruh ini merupakan sekolah-sekolah politik bagi massa kaum buruh. Tetapi, perjuangan serikat buruh adalah perjuangan yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan langsung daripada para anggotanya, untuk perbaikan upah dan syarat-syarat kerja, suatu perjuangan yang terbatas pada soal-soal sosial ekonomi. Kesadaran yang diperoleh lewat aksi-aksi dan pemogokan-pemogokan belumlah mencapai tingkat kesadaran-klas yang sempurna, tetapi baru pada tingkat kesadaran pertentangan antara mereka sebagai buruh-upahan terhadap majikannya itu sendiri yang memeras tenaganya, tingkat kesadaran yang elementer, kesadaran yang masih terbatas untuk memperjuangkan nasibnya sendiri, nasib golongannya.
Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan gerakan buruh, kesadaran politik dan orgarisasi klas buruh pun meningkat pula. Klas buruh menghendaki suatu organisasi yang tidak hanya membatasi diri pada perjuangan serikat buruh, sebab hanya dengan organisasi serikat buruh, sistim kapitalisme, yang merupakan sumber kemiskinan dan kesengsaraan bagi seluruh massa pekerja, tidaklah dapat diitumbangkan. Untuk menumbangkan sistim kapitalisme, klas buruh harus menjalankan perjuangan politik yang revolusioner, klas buruh harus mempunyai partai politik.
Tingkat kesadaran klas buruh inilah yang mendorong berdirinya suatu partai politik, yang merupakan alat untuk memperjuangkan cita-cita dan politik daripada klas buruh. Partai politik klas buruh ini tidaklah hanya untuk memimpin perjuangan klas buruh guna perbaikan upah dan syarat-syarat kerja kaum buruh, akan tetapi sampai dengan untuk merombak susunan masyarakat yang memaksa seseorang yang tidak bermilik harus menjual tenaganya kepada kaum kapitalis.
Pada bulan Mei tahun 1914 di Semarang telah berdiri Perkumpulan Sosial-Demokratis Indonesia (Indiskhe Sociaal Democratiskhe Vereniging -- ISDV), suatu organisasi politik yang menghimpun intelektual-intelektual revolusioner bangsa Indonesia dan Belanda. Tujuannya ialah untuk menyebarkan Marxisme di kalangan kaum buruh dan Rakyat Indonesia. Perkumpulan Sosial-Demokratis Indonesia inilah yang pada tanggal 23 Mei tahun 1920 berubah nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Lahirnya PKI merupakan peristiwa yang sangat penting bagi perjuangan kemerdekaan Rakyat Indonesia. Pemberontakan kaum tani yang tidak teratur dan bersifat perjuangan sedaerah atau sesuku dalam melawan imperialisme Belanda, yang terus menerus mengalami kegagalan, sejak PKI berdiri, menjadi diganti dengan perjuangan proletariat yang terorganisasi dan yang memimpin perjuangan kaum tani dan gerakan revolusioner lainnya.
Pecahnya Revolusi Oktober di Rusia tahun 1917 sangat berpengaruh pada proletariat Indonesia. Lahirnya PKI dan perkembangannya tidaklah dapat dipisahkan dari pengaruh kemenangan Revolusi Oktober itu.
Kemenangan Revolusi Oktober Besar di Rusia itu telah membangkitkan kesadaran Rakyat-Rakyat jajahan. Revolusi Oktober, memberi keyakinan kepada Rakyat Indonesia, bahwa imperialisme Belanda pasti dapat digulingkan, dan Rakyat Indonesia akan dapat mendirikan negara Indonesia yang bebas dan merdeka.
Jadi Partai Komunis Indonesia lahir dalam zaman imperialisme, sesudah di Indonesia ada klas buruh, sesudah di Indonesia berdiri serikatburuh-serikatburuh dan Perkumpulan Sosial Demokratis Indonesia, yaitu organisasi politik yang pertama daripada kaum Marxis Indonesia, sesudah Revolusi Oktober tahun 1917.
Lahirnya PKI bukanlah suatu hal yang kebetulan, melainkan suatu hal yang sesuai dengan perkembangan sejarah, suatu hal yang wajar. PKI adalah anak zaman yang lahir pada waktunya.
IDEOLOGI PARTAI KOMUNIS


Tradisi Marxis yang sejati sekarang tidak lagi sulit ditentukan. Tradisi ini berasal dari Marx dan Engels sendiri, lewat sayap kiri revolusioner dalam Internasional Kedua (terutama di Rusia dan di Jerman),m emuncak dengan Revolusi Rusia dan tahun-tahun pertama Internasional Komunis, kemudian dilanjutkan dalam kondisi yang luar biasa susah oleh gerakan Trotskyis selama beberapa dasawarsa. Tokoh terkemuka dalam aliran ini adalah Marx, Engels, Lenin. Luxemburg dan Trotsky, namun mereka juga disertai oleh banyak tokoh yang sangat berharga seperti Antonio Gramsci, Franz Mehring, James Connolly, Victor Serge dll, bersama ratusan ribu pejuang kelas buruh.Tradisi ini senantiasa berupaya untuk menyatukan teori dan praktek, sehingga tidak pernah puas dengan rumusan-rumusan lama, melainkans elalu berusaha untuk menerapkan Marxisme secara konkrit di dunia nyata. Dia ntara sumbangan terkemuka tradisi Marxis termasuk teori Lenin tentang partai pelopor, analisis Rosa Luxemburg mengenai pemogokan massa, dan argumentasiT rotsky tentang revolusi permanen. Sedangkan aliran sosial-demokrat, Stalinis serta Maois bukanlah Marxis dalam artian aslinya.Tradisi Marxis hampir selalu merupakan aliran minoritas. Hal itu patut disayangkan tetapi tidak dapat dihindari, karena ide-ide dominan dalam masyarakat biasanya adalah ide-ide kaum penguasa. Hanya dalam periode perjuangan massa revolusioner, seperti di Rusia dan Eropa selama tahun 1917-1923, mayoritas buruh dan rakyat tertindas bisa maju ke kesadaran revolusioner. Maka naik-turunnya aliran Marxis mencerminkan pasang surutnya perjuangan kelas buruh dan massa rakyat sendiri.Tradisi Marxis bukan monolitis, melainkan selalu diwarnai perdebatan yang tajam, misalnya perdebatan antara Lenin dan Luxemburg mengenai masalah nasionalisme, atau Lenin dan Trotsky tentang dinamika Revolusi Rusia, ataupun perdebatan intern dalam Partai Bolshevik menjelang revolusi Oktober1 917. Juga tidak terlepas dari kesalahan; misalnya baru pada bulan April 1917 Lenin meninggalkan rumusan-rumusan yang keliru tentang "revolusi demokrasi" dan beralih ke sebuah analisis yang mirip dengan revolusi permanen Trotsky. Sedangkan Trotsky juga harus meninggalkan oposisinya yang salah terhadap konsep "partai pelopor" yang diajukan oleh Lenin. Akan tetapi aliran ini berdiri atas dasar yang kuat, yaitu kelas buruh, sehingga bisa bersatu dan bisa maju dengan membangun teori-teorinya secara kumulatif.Dan teori Marxis paling bermanfaat dalam perjuangan kelas buruh itu sendiri. Menurut Lenin, "teori revolusioner yang benar … hanya mengambil bentuk dalam kaitannya yang erat dengan kegiatan praktis sebuah gerakan revolusioner yang berbasis massa." Membangun gerakan revolusioner ini merupakan tugas utama kaum Marxis yang sejati.

aku lelah lagi sampai-sampai aku sakit tak aku rasakan CD4 aku mulai terus turun menjadi 351, mengapa selalu terjadi padaku, aku banyak tanggung jawab moral tapi semua orang tak pernah menghargai apa yang telah aku lakukan, berikanlah aku ruang untuk istirahat sejenak menikmati kebosanan hidup, kemiskinan tak dielakkan lagi terjadi dikeluarga dan kehidupanku, tapi siapa yang harus keperjuangkanlebih dulu? aku tak pernah mempunyai pekerjaan yang dapat memenuhi hak dasarku untuk hidup, semua orang mengangap aku mampu tapi kenapa aku tak pernah diberi keempatan untuk bekerja minimal aku dapat penghasilan untuk operasional fisikku, aku butuh makan, aku butuh penghasilan dan itu tak pernah aku dapatkan, karena negara ini masih mengandalkan ijazah untuk aku dapat bekerja, bukannya aku tak mau bekerja tapi aku akan berusaha untuk hidup dan mempunyai cita-cita menciptakan lapangan pekerjaan bagi kaum miskin seperti kami, kalian telah mendapatkan apa yang menjadi harapan kalian, tapi aku? masa depan kehidupanku tak pernah pasti, aku malu terhadap istriku, dimanakah rahasia-rahasia yang mengahsilkan kesejahteraan kehidupan? kenapa dunia dinegeri ini semakin hari semakin kejam entah sengaja semua orang menutup akses untuk orang-orang seperti kami, meskipun aku tak berpendidikan namun aku tak pernah mau menjadi bangsa kuli, sekolah menjadi tujuan utamanya hanya untuk mendapatkan pekerjaan lebih baik, kenapa paradigma itu yang harus tertanam dinegeri kita ini, budaya dan sosial membuat aku tak tahu harus kemana aku melangkah untuk mencapai kehidupan yang sejahtera, aku ingin membahagiaan kedua orang tua kami, tapi sekali terbentur dengan segala rintangan organisasi memberikan suatu semangat kalau aku mundur dan diam aku semakin mati, tapi jujur aku masih membutuhkan kesejahteraan dan keadilan bagi siapapun tapi tetap saja semua terbentur dengan aturan-aturan yang ada dinegara ini dan itu tidak pernah berpihak kepada kehidupan kamu miskin seperti kami, apakah kami harus tetap dijadikan bangsa yang mengemis? taka ada bangsa yang demokrasi untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan sosial bila tidak pernah dibangun dari bawah pondasinya....

Sabtu, 03 Januari 2009


Otoritas penjara Zionis Israel terus memberlakukan siasat isolasi terhadap para tahanan Palestina sebagai bentuk sanksi terhadap mereka, yang sebagian besarnya diberlakukan tanpa sebab. Kadang-kadang ini dijadikan alasan oleh otoritas penjara, bila seorang tahanan Palestina melanggar perintah atau aturan penjara, maka hal itu bosi membuatnya berada dalam isolasi hingga 20 tahun.
Gangguan Jiwa
Organisasi Dokter untuk HAM dalam laporan yang dikeluarkan terakhir menegaskan bahwa kondisi ruang isolasi yang menjadi tempat para tahanan Palestina di penjara Israel, yang berlangsung dalam jangka waktu lama, bisa mengakibatkan gangguan akal.
Isolasi adalah prosedur sanksi yang paling banyak diterapkan oleh otoritas penjara Zionis Israel. Demikian kutip harian Yedeot Aharonot berdasarkan laporan tersebut. Laporan ini fokus pada para tahanan yang diisolasi dari tahanan lain karena alasan keamanan dan mereka yang mengalami kondisi atau sakit jiwa yang ada sebelumnya. Laporan ini mengatakan sebagian dari mereka ditempatkan dalam kondisi ruang isolasi sendirian selama 20 tahun.
Laporan ini dibuat oleh Organisasi Dokter untuk HAM bekerjasama dengan Lembaga Perlindungan Tahanan dan HAM Palestina “ad Dhamir” setelah melakukan riset terhadap 19 tahanan Palestina. ditambah dengan laporan-laporan medis tentang kondisi kejiwaan tahanan dan kunjungan-kunjungan yang dilakukan para dokter jiwa yang dikirim kedua lembaga ini.
Penyakit Tanpa Obat
Laporan ini mengatakan pihak otoritas penjara Israel menggunakan langkah-langkah isolasi sebagai cara utama yang mudah dibandingkan dengan alternatif terapi lain yang lebih kecil bahayanya. Yedeot Aharonot menukil dari Dr. Ze’iv Weiner, seorang sepisialis kedokteran jiwa, ilmu jiwa dan salah seorang ahli yang menjadi relawan dalam riset ini, mengatakan, “Isolasi dalam jangka waktu yang lama bisa mengakibatkan bahaya kesehatan akal tahanan. Isolasi bisa mengakibatkan gangguan dalam jangka panjang dan bahkan tidak mungkin bisa diobati.”
Disebutkan bahwa terapi kejiwaan yang sedikit tersedian di dalam penjara membatasi pengobatan yang pada ghalibnya hanya dengan pil penenang dan minum air. Laporan ini juga menyebutkan bahwa sebagian besar dokter jiwa yang bekerja di penjara Zionis Israel tidak berbicara dengan bahasa Arab.
Laporan ini menyebutkan bahwa para tahanan Palestina yang ditempatkan dalam isolasi berada dalam kondisi yang berbeda dan lebih keras dari kondisi para tahanan lainnya. Ketua Lembaga Perlindungan Tahanan dan HAM “ad Dhamir”, Sahr Fransis, menegaskan bahwa perlakukan yang dialami para tahanan Palestina yang diisolasi tidak hanya dilarang berhubungan dengan tahanan lain, bahkan sampai pada membelenggu kebebasan gerak mereka pada jam-jam santai, tidak boleh mendapatkan kunjungan keluarga dan juga tidak boleh melanjutkan studinya.
Paling Buruk di Dunia
Ad Dhamir menegaskan bahwa perlakukan Zionis Israel terhadap tahanan merupakan perlakukan terburuk di dunia. Kesimpulan itu dibut ad Dhamir setelah melakukan riset di 19 tahanan yang menghabiskan waktu panjang di ruang isolasi. Riset ini dilakukan bekerjasama dengan organisasi dokter untuk HAM.
Fransis mengatakan, “Isolasi adalah masalah serius dalam hubungan penistaan penjajah Israel terhadap tahanan Palestina dan hak-hak mereka yang diakui kesepakatan HAM di dunia sejak awal pendudukan Zionis Israel DI Palestina.” Dia menyebutkan bahwa otoritas penjara Israel mengisolasi tahanan karena alasan yang disebut “alasan keamanan”. Selain isolasi sebagai hukuman karena tahanan melakukan pelanggara dari 40 pelanggaran yang menjadi hak kepala tahanan untuk mengeluarkan perintah isolasi selama 14 hari.
Direktur ad Dhamir menjelaskan, undang undang yang dijadikan sandaran kepentingan penjara memberikan kewenangan kepolisian sebagai pihak yang diperintah atau wakil penjara atau direktur sendiri mengeluarkan keputusan isolasi dalam jangka waktu panjang terhadap tahanan.
Laporan kedua lembaga, Organisasi Dokter untuk HAM dan Lembaga Perlindungan Tahanan dan HAM, ini ditutup dengan seruan kepada organiasi dokter Israel untuk melakukan perlawanan terhadap cara-cara isolasi yang diberlakukan pihak penjara Israel terhadap para tahanan Palestina yang menderita saki jiwa. Pihaknya menyerukan organisasi kedokteran jiwa Israel untuk mengungkapkan protesnya terhadap kondisi yang dialami para tahanan di penjara-penjara Israel



Sudah enam puluh tahun usia deklarasi Hak Asasi Manusia (HAM). Tak pernah absen, setiap tanggal 10 Desember, rakyat di seluruh dunia memperingati dan menuntut pemerintahnya agar menuntaskan seluruh persoalan pelanggaran HAM, tanpa terkecuali.

Di Indonesia, persoalan pelanggaran HAM yang tak kunjung diselesaikan berpangkal pada 3 penghambat utama, yakni masih bercokolnya: (1) Sisa-sisa lama (Golkar sebagai manifestasi sisa Orde Baru), (2) Tentara dan beserta Komando Teritorial dan perangkat-perangkat kontrolnya (KODAM, KOREM, KORAMIL dan BABINSA), serta (3) Reformis gadungan yang pengecut dan tak mandiri berhadapan dengan tentara.

Padahal, rakyat Indonesia dan para aktivis pejuang HAM tak berjeda berjuang dalam beragam bentuk tuntutan dan aksi serta mekanisme hukum; terus menerus menuntut pemerintah untuk menegakkan keadilan bagi rakyat yang dilanggar hak asasinya agar para pelakunya diganjar hukuman. Sebagai contoh, tak kurang dari 88 kali, sejak tahun 2007,Jaringan Solidaritas Korban dan Keluarga Korban (JSKK) pelanggaran HAM melakukan aksinya setiap hari Kamis, di depan Istana Negara—tekanan itupun baru berhasil menuntaskan kasus Munir saja (dengan kekecewaan atas hasilnya karena dirasa tidak adil).

Secara hukum, tidak banyak dan tidak signifikan hasilnya. Menurut matriks Kontras tahun 2006, dari tiga kasus pelanggaran HAM berat seperti Timor Timur 1999, Tanjung Priok 1984, dan Abepura, sebagian besar divonis bebas, sebagian lagi dalam proses kasasi, dan sebagian kecil yang dihukum pun kini sudah bebas, dan itupun tidak mampu menjangkau Jenderal-jenderal otak pelanggaran HAM tersebut.

Sejauh ini hukum hanya menjangkau para pelaku lapangan—itupun hanya untuk kasus-kasus tertentu yang mendapat sorotan dan tekanan politik yang besar. Seperti halnya kasus pelanggaran HAM Alas Tlogo dan pembunuhan Munir—yang baru berhasil menghukum Policarpus dan Muchdi PR saja.

Hukum tidak sanggup menangkap para Jenderal, tidak sanggup menyidangkan kasus-kasus pelanggaran HAM berat yang memiliki dampak politik besar terhadap asal usul kekuasaan politik hari ini. Hukum diam di hadapan pembantaian 3 juta rakyat tak berdosa di tahun 1965-66, kasus di Timor Timur pra-Referendum (1974-1999), peristiwa Penembakan misterius ”Petrus” (1982-1985), kasus Kedungombo, kasus Talangsari 1989, kasus Marsinah (1995), kasus 27 Juli 1996, penculikan dan penghilangan paksa para aktivis 1997-1998, kasus Trisakti dan Semangi I & II, peristiwa Mei 1998, dan kasus DOM di Aceh-Papua, kasus Bulukumba (2003),termasuk mendiamkan para penjahat dan kroni pemerintah penyebab bencana Lapindo.

Jenderal (purn.) Soeharto (mantan Presiden Indonesia ke-2), Jenderal (purn.) Wiranto (mantan Pangab), Jenderal (purn.) Susilo Bambang Yudhoyono, Mayjen (purn.) Sjafrie Sjamsoeddin (mantan Pangdam Jaya), Irjen (Pol.) Hamami Nata (mantan kapolda Metro Jaya), Letjen Djaja Suparman (mantan Pangdam Jaya) dan Noegroho Djajoesman (mantan Kapolda Metro Jaya), Letnan Jenderal (purn.) Sutiyoso (mantan Pangdam Jaya),Letnan Jenderal (purn.) Prabowo Subianto, Mayjen (purn.) Zacky Anwar Makarim (Anggota Tim Pengamanan Penyuksesan Penentuan Pendapat Otonomi Khusus Timor Timur), Mayjen (purn.) Kiki Syahnakrie (Panglima Komando Operasi Penguasa Darurat Militer, Timor Timur), Mayjen (purn.) Adam Rachmat Damiri (Pangdam Udayana), Mayjen (Purn.) A. M. Hendropriyono, adalah di antara para Jenderal yang bertanggung jawab atas kasus-kasus pelanggaran HAM berat yang masih dibiarkan berlenggang kangkung hingga hari ini.

Untuk dapat menghukum orang-orang yang bertanggung jawab tersebut, jalur hukum yang ada saat ini tidak bisa diharapkan lagi. Jalan politik dengan mobilisasi rakyat lah satu-tunya cara yang paling ampuh dan terbukti paling efektif.

Jangan Tunggu Pemilu 2009: Kekuasaan Politik Harus Diganti Sesegera Mungkin

Sejak kejatuhan Gus Dur tahun 2001, ada 3 kekuatan yang sedang dan akan berusaha terus berkuasa: 1) revitalisasi atau restorasi Orde Baru dalam manifestasi Golkar; 2) kaum reformis gadungan, terutama yang menjadi benalu (mengambil manfaat dari rakyat dan para aktivis yang berjuang mati-matian) pada momen reformasi tahun 1998, seperti PKS, PAN, PKB, PBR, PBB, dan lain sebagainya; 3) Tentara. Kejatuhan Gus Dur adalah cermin bagaimana tentara mendukung kelompok (1 dan 2 tersebut) untuk menjatuhkan Gus Dur.

Sisa-sisa lama (Orde Baru dalam wujud Golkar) dan Tentara, sedang terus mengendap-ngendap mencari celah menjarah ranah sipil kembali, bahkan sekarang semakin terbuka untuk bergerak naik ketika hampir seluruh spektrum kekuatan politik elit setuju Soeharto diampuni. Bahkan PKS yang dianggap ‘paling reformis’ pun sudah mengkooptasikan diri ke dalam lingkaran Cendana.

Kesempatan menjarah ranah sipil oleh tentara diperkuat dengan keterlibatan mereka yang tak tanggung-tanggung dan semakin kuat di dalam Partai Politik peserta pemilu 2009. Berikut adalah nama-nama partai dan para Jenderalnya menurut laporan TAPOL:

Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) dipimpin langsung oleh Jenderal (purn.) Wiranto, dibantu oleh para mantan Jenderal lainnya seperti Letjen. (purn.) Arie Mardjono dan Laksamana Muda (purn.) Abu Hartono), Mayjen. (purn.) Aqlani Maza, Laksamana (purn.) Bernard Kent Sondakh, Marsekal Muda (purn.) Budhy Santoso, Jenderal Polisi (purn.) Chaeruddin Ismael, Letjen. (purn.) Fachrul Razi, Letjen. (purn.) Suaidi Marassabessy, dan Jenderal. (purn.) Soebagyo, yang menduduki jabatan sebagai Wakil ketua Dewan Pertimbangan dan 7 Wakil Ketua partai. Sementara wakil bendaharanya adalah Mayjen (purn) Iskandar Ali.

Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) dipimpin langsung oleh Letjend (purn.) Prabowo Subianto, dibantu oleh Mayjen. (purn.) Muchdi Purwopranyoto—terpidana kasus pembunuhan Munir, dan pensiunan perwira intel Mayjen. (purn.) Gleny Kairupan yang berperan dalam kasus pelanggaran HAM Timor Timur, keduanya sebagai Wakil Ketua Partai.

Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) dipimpin langsung oleh Jendral (purn.) R. Hartono, bersama Mayjen. (purn.) Hartarto, Mayjen. (purn.) H.Namoeri Anoem, Brigjen. (purn.) Suhana Bujana dan Marsekal Muda (purn.) Suharto.

Partai-partai lain yang juga menampung perwira-perwira tentara antara lain: Partai Republik Nusantara (PRN), Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK), Partai Karya Perjuangan (Pakar Pangan), Partai Barisan Nasional, dan tentu saja partai-partai pemain lama seperti Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrasi Indonesia- Perjuangan (PDI-P), Partai Demokrat (PD), Partai Bulan Bintang (PBB), dan seterusnya.

Sementara jenderal seperti Sutiyoso, telah ikut mendorong pembentukan beberapa partai kecil seperti Partai Republikan, Partai Bela Negara (PBN), Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) dan Partai Pemersatu Bangsa (PPB). Ia juga berhasil mendapatkan pengaruh dan dukungan dari beberapa partai seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN).


Selain itu, ilusi yang sedang dibangun saat ini adalah bahwa militer masih bisa dikontrol oleh sipil (profesionalisme TNI)—misalnya dengan adanya kementerian pertahanan dan keamanan, yang menterinya seorang sipil. Tapi tak pernah terbukti di lapangan, karena mereka tetap saja tak bisa dikontrol (kasus Alas Tlogo, kekerasan di banyak kasus agraria, perburuhan, penggusuran, dan milisi sipil reaksioner adalah sebagian contohnya). Pendidikan HAM yang didapatkan tentara pun hanya pemanis saja, karena tidak akan sanggup mengubah watak institusi tentara itu sediri, yakni: sebagai alat untuk mengamankan kaum pemodal dan alat untuk menindas kaum miskin.

Sudah cukup bukti bagi rakyat Indonesia (dan seharusnya pula bagi para aktivis pejuang HAM) bahwa pemerintahan elit hingga hari ini tidak berkehendak membela rakyat. Spektrum kekuasaan politik elit yang memimpin legislatif, eksekutif dan yudikatif pasca reformasi, adalah para reformis gadungan yang bergandengan tangan dengan sisa-sisa lama dan tentara, yang tidak bisa diharapkan punya kepentingan maupun nyali dalam menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM. Oleh sebab itulah, mereka harus dijatuhkan.

Lihat Rumah ini apakah layak untuk dihuni? namun kita lihat dikota-kota besar mal-mal berdiri seperti raksasa,gedung-gedung perkantoran dan perumahan elite, apakah kalian masih terus mencengkeram kami? ketimpangan dimana-mana, akses apapun kami takpetnah punya : listrik, air, kesehatan, pendidikan, sandang, pangan dan papan tak pernah kami dapatkan dengan layak, apakah negara harus tetap menjadikan jurang pemisah itusemkin meluas anatara simiskin dan sikaya, simiskin dimakan oleh modernisasi kapitalisme kami selalu terbelakang karena kami tak perenah mendapatkan apa yang seharusnya dipenuhi oleh negara ini, kami selalu dianggap bodoh karena telah dibodohkan oleh sistem negara yang tak pernah berpihak terhadap rakyatnya, apakah negara kita selalu menggembar gemborkan dimata dunia bahwa indonesia adalah negara yang memenuhi hak asasi warganya? faktanya apakahpara pejabat mau tidur ditempat kamiyang seperti ini? apakah kami harus selalu dijadikan yang terbelakang? kita semua inginkan keadilan dan kesejahteraan sosial tidak ada lagiyang dibodohkan, tidak ada lagi yangmengisolasi kami dan tidak adalagi akses yang sengaja ditutup untuk kami, karena kami tahu disebelah sana kalianhidup nyaman didalam kemewehan pribadi, jadi jangan bunuh kami dinegeru kami sendiri....


Kata-kata ini terlontar dari mulut seorang dokter puskesmas dalam film No Volveran, film dokumenter yang menceritakan kisah sukses dari proses yang sedang berjalan di Venezuela, saat ini. No Volveran sendiri merupakan hasil garapan Hands Of Venezuela(HoV), sebuah jaringan solidaritas untuk mendukung revolusi rakyat Venezuela. Sejak tahun 2002, pemerintahan Hugo Chaves secara intensif menjalankan misi-misi pendidikan, kesehatan, pelayanan, dan pemberantasan kemiskinan, dengan memanfaatkan limpahan kekayaan dari minyak. Pelayanan kesehatan di Venezuela yang dikenal dengan Mission Barrio Adentro, memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada seluruh rakyat venezeula tanpa memandang latar belakang sosial. Dokter-dokter yang bekerja dalam misi ini tidak sembarangan, dedikasi mereka sangat kuat untuk revolusi dan kemanusiaan. Untuk pertama kalinya, dalam sejarah Venezuela dokter-dokter bekerja atas nama kemanusiaan bukan untuk mendapatkan profit.

Keberhasilan Venezuela bukanlah satu-satunya. Dalam film “Sicko”, garapan Michael Moore, diperlihatkan bagaimana pelayan kesehatan di Kuba yang mudah diakses oleh seluruh rakyat tanpa merogoh kocek sepeserpun. Dalam hal tekhnologi kesehatan, Kuba tidak kalah dibandingkan dengan negara-negara maju. Kuba lebih dari dua tahun terakhir menginvestasikan US$150 juta untuk memodernisasi sistem perawatan kesehatan dalam upaya memperbaiki pelayanan kesehatan yang bebas biaya bagi 11 juta orang Kuba dan untuk membantu negara-negara lain atas permintaan mereka. Sejak keberhasilan revolusi Kuba pada tahun 1959, semua orang Kuba menerima pelayanan kesehatan bebas biaya. Kuba kini mempunyai 70.000 dokter dan 250.000 petugas medis.

Mahalnya Kesehatan Bagi Rakyat Indonesia

Di Indonesia, seorang ibu bernama Saodah di pisangan, Jakarta, tidak berani membawa anaknya ke Rumah Sakit karena takut dimintai biaya. Warga miskin (gakin) bernama Iis Maya (20) meninggal di rumahnya karena tidak memiliki biaya berobat, pada hari Kamis (13/2) sekitar pukul 08.00 WIB, di RT 04/03 Kelurahan Poris Plawad Indah Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Menurut pengakuan Berto organizer Serikat Rakyat Miskin Kota (SRMK), organisasi yang aktif melakukan advokasi pada warga miskin yang mau berobat, rumah sakit di Jakarta umumnya susah ditembus oleh warga miskin. “biarpun warga punya SKTM, pihak rumah sakit selalu berbelit-belit dan cenderung mempersulit, kalaupun dapat pelayanan, orang miskin selalu dikasih tempat dan pelayanan yang paling murah” Ungkap Berto.

Sangat susah menemukan Dokter yang betul-betul bekerja untuk kemanusiaan di Indonesia. Rata-rata mereka akan memasang muka kerut ketika berhadapan dengan pasien miskin, seperti dalam syair lagu Iwan Fals “Ambulance Zigzag”. Kenyataan ini, tidak lepas dari sistem pendidikan dokter di Indonesia yang berbasiskan pada kapitalisme, bukan orientasi sebagai tenaga kemanusiaan. Anda mungkin tidak akan lupa dengan dedikasi dokter Kuba yang bekerja sebagai relawan di Jogjakarta pada saat gempa, mereka turun langsung ketengah-tengah korban. Umumnya, di Indonesia kita mengenal ada dokter pribadi. Akan tetapi, dokter pribadi hanya akan bisa dimiliki oleh keluarga yang bisa membayar dengan nilai yang besar. Di Kuba, sejak tahun 1984 diperkenalkan konsep dokter keluarga. Saat ini Kuba mempunyai 70.000 orang dokter yang melayani sekitar 11 juta penduduk; bandingkan dengan Indonesia, yang hanya punya sekitar 34.000 dokter untuk melayani 210 juta penduduk. Setiap dokter keluarga di Kuba melayani sekitar 600 jiwa, dan dokter keluarga ini amat berperan dalam meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan bagi mereka yang terpenting adalah mencegah agar jangan banyak masyarakat yang terkena penyakit. Indonesia menerapkan konsep Dokter Keluarga baru di tahun 2006, itupun hanya di Propinsi Sumatera Selatan dengan skala perbandingan satu dokter melayani 2.500 pasien (1:2.500). (Bacaan Rakyat, 2007).

Kesehatan adalah Hak Semua Orang

Di Kuba dan Venezuela, Kesehatan merupakan hak semua orang tanpa membedakan latar belakang kaya dan miskin. Pendapatan dokter di Kuba hanya sekitar 20-40 dollar (AS) sebulan. Memang pegawai negeri di Kuba mendapat berbagai fasilitas, termasuk subsidi untuk bahan makanan, namun pendapatan tersebut amatlah rendah karena satu liter bensin di Kuba sekitar 9 dollar (AS). Oleh karena itu, jarang sekali dokter mempunyai mobil pribadi. Bahkan, menteri kesehatan di Kuba menggunakan mobil Fiat 124 yang sudah tua dan tanpa fasilitas pendingin (AC). Motivasi utama dokter-dokter untuk bekerja adalah kesadaran dan kemanusiaan. Mereka menganggap bahwa bekerja untuk mengobati sesama manusia adalah prinsip-prinsip kemanusiaan yang telah digariskan oleh revolusi. Selain itu, pemerintah juga membentuk yang disebut “brigade kesehatan” yang terdiri dari tenaga dokter Kuba yang siap dikirimkan keberbagai negara untuk memberikan pelayanan kesehatan tanpa pamrih.

Inti keberhasilan Kuba mencetak dokter dan tenaga kesehatan yang berfikiran maju (progressif) terletak pada sistem pendidikannya yang humanis dan demokratis. Di lembaga pendidikan itu, generasi muda dididik untuk lebih optimis, menghargai kemanusiaan, berkesadaran sosial, bertanggung jawab, dan mengutamakan kolektivisme. Sangat beda dengan sistem pendidikan Indonesia yang sangat mahal sehingga hanya bisa diakses orang berduit, dengan orientasi pasar.


Dokumen resmi sejarah Indonesia jarang sekali mencantumkan nama “Amir Syarifuddin” dalam bingkai sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. kalaupun ada, Bung Amir (panggilan akrab Amir Syarifuddin) diasosiasikan sebagai PKI yang mengkhianati perjuangan bangsa. Barangkali, buku yang berjudul Amir Sjarifuddin: Antara Negara dan Revolusi, karya Jacques Leclerc bisa menjadi media untuk menyegarkan kembali fikiran kita soal pergulatan revolusi dan peranan Bung Amir didalamnya. Jacques Leclerc, penulis buku tersebut, merupakan sosok yang unik sekaligus cukup brilyan. Ia banyak mencurahkan fikirannya dalam menulis soal revolusi Indonesia, pengalaman gerakan rakyat tahun 1940-an, dan memperkaya tulisannya dengan study perbandingan dengan pengalaman revolusi di negara lain, seperti revolusi Perancis.

Dalam dokumen Pusajarah TNI, dikatakan sosok Amir sebagai tokoh pemberontak dari Partai Komunis Indonesia(PKI) yang paling diincar oleh TNI. Amir merupakan salah satu pimpinan dari Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang dituduh TNI mau melakukan kudeta terhadap pemerintahan Indonesia di Madiun. Di pemakaman umum Ngaliyan, Lalung, sekitar 5 km dari kota Karanganyar, terdapat sebuah gundukan tanah yang merupakan tempat peristirahatan jasad Amir dan 10 orang kawannya. Gundukan itu tidak bernisan. Tidak ada penanda apapun. Diatasnya hanya tumbuh sejumput rumput kering diselingi beberapa tangkai ilalang. Demikianlah, bagaimana bangsa ini menempatkan sosok Amir dalam pergulatan revolusi nasional.

Perjuangan Kemerdekaan

Sebuah versi menyebutkan bahwa Amir merupakan salah satu kandidat calon proklamator kemerdekaan, selain Soekarno-Hatta. Pilihan ini tentunya tidak berlebihan mengingat peranan yang dimainkan oleh Amir dimasa perjuangan kemerdekaan begitu besar. Dalam pandangan Amir, elemen-elemen penting dalam perjuangan adalah komunikasi dan pendidikan politik, bahasa, pers dan kantor berita, sekolah serta pendidikan rakyat. Ketertarikan ini pula yang mendorong ia giat hingga duduk sebagai pemimpin redaksi Indonesia Raja yang didirikan oleh Perhimpunan Pemuda Pelajar Indonesia (PPPI). Dalam Kongres Bahasa Indonesia di Solo (25-28 Juni 1938), Amir berbicara dengan makalah tentang "Adaptasi kata-kata asing dan konsep-konsep ke dalam bahasa Indonesia". 1938-1941, Amir merupakan salah seorang ketua redaksi majalah sastra Poedjangga Baroe dan menulis karangan-karangan tentang politik internasional. Ketika ia aktif di Partindo (Partai Indonesia), ia duduk di bagian propaganda dan penerbitan.

Sebagai pengurus Partindo, Amir lebih condong pada pandangan-pandangan kiri tapi sekaligus juga aktif dalam diskusi-diskusi Kristen sejak tahun 1931 di Christelijte Studenten Vreeninging op Java (CSV op Java) yang mendekatkan dirinya dengan tokoh-tokoh pergerakan yang beragama Kristen seperti J. Leimena, W. P. Tambunan, dll. Kedekatannya dengan gerakan kiri mengantarkannya bergabung dalam gerakan Rakyat Indonesia(Gerindo), dan ini pula yang mengantarkannya pada penjara selama 5 tahun. Setelah itu, amir bersama kelompoknya melakukan perjuangan bawah-tanah untuk melawan fasisme jepang. Pada bulan Januari 1943 ia tertangkap, di tengah gelombang-gelombang penangkapan yang berpusat di Surabaya. Boleh dikatakan, kelompok perlawanan yang paling massif dan paling berbahaya dimata Jepang kala itu adalah kelompok yang dibangun oleh Amir Syarifuddin.

Revolusi memakan “anaknya” sendiri

revolusi memakan anaknya sendiri” demikian Abu Hanifah dalam penutup artikelnya tentang Amir dalam majalah Prisma. Setelah kemerdekaan, Amir masuk dalam pemerintahan dan menjabat menteri pertahanan yang pertama. Ketika kabinet Syahrir jatuh tahun 1947, Amir membentuk kabinet yang terdiri dari 11 orang Sayap Kiri, 7 orang dari PNI dan 8 orang dan PSII. Namun, kabinet Amir kehilangan dukungan pada saat penandatanganan perjanjian renville. Perjanjian ini dianggap sangat merugikan pihak Indonesia. setelah penarikan dukungan dari Masyumi dan PNI, akhirnya Amir mengundurkan diri dan membubarkan kabinetnya. kejatuhan kabinet Amir dimanfaatkan kubu lawannya, yakni Hatta yang berhasil membentuk kabinet dengan programnya: Melaksanakan hasil persetujuan Renville, mempercepat terbentuknya Negara Indonesia Serikat, dan Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang RI (RERA) Pembangunan. Pemerintahan Hatta inilah yang dinilai oleh kaum kiri sebagai pemerintahan yang paling tunduk dan akan menyerahkan kedaulatan RI kepada Belanda, sehingga timbul ketidakpuasan yang luas terutama karena ada rencana dari Hatta untuk merasionalisasi TNI kemudian membentuk tentara federal bekerjasama dengan Belanda.

Amir dan kawan-kawannya dari PKI dan laskar rakyat menentang program re-ra, sebagai upaya red-drive proposa ASl. Pihak Amir menuduh pihak hatta sudah menjadi agen kolaborator antara pemerintahan kolonialis Belanda dan AS dalam rangka membendung proses revolusi Indonesia yang dipimpin kaum kiri. Kejadian inilah yang memicu pembentukan Front Demokrasi Rakyat(FDR) yang merupakan gabungan laskar-laskar bersenjata,organisasi sosial, dan partai yang menentang program re-ra. Puncak pertikaian ini adalah peristiwa Madiun tahun 1948, yang juga menjadi awal pembuka sejarah hitam yang ditimpakan kepada Amir Syaripuddin. Ketika menjalani eksekusi Amir masih sempat menyanyikan lagu pekerja Internasionale dan Indonesia raya. Selamat Jalan bung Amir.


Demokrasi untuk rakyat, tidak pernah tercapai sesuai asas demokrasi memang negara kita sedang masa transisi untuk mencapai demokrasi, tapi selalu saja fakta-fakta membuktikan rakyat selalu diadu dombakan oleh para penjilat yang ingin menguasai negeri ini, dengan janji-janji manis katanya suara rakyat adalah suara tuhan, tapi suara rakayat selalu dipermainkan oleh para penguasa-penguasa baru yang mengatasnamakan demokrasi untuk rakyat, biarkan rakyat memilih biarkan rakyat berbicara dan biarkan rakyat berhak untuk diam, pemilu sebentar lagi semua partai politik malakukan segala secara untuk mendapatkan simpati dari rakyat, seharusnya rakyat yang berdebat dengan para kandidat para calon penguasa bukannya para calon penguasa yang saling berdebat bahkan media hanya memfasilitasi para calon penguasa untuk berdebat kenapa bukan bukan rakyat yang harus berdebat dengan para calon penguasa dimana demokrasi untuk rakyat, semua manusia berhak memilih dan dipilih untuk tercapainya keadilan sosial untuk rakyat, bahkan saya pribadi tidak ada satupun clon penguasa yang harus saya pimpin karena saya selalu dilarang untuk mendapatkan tempat untu berdiskusi dengan para penguasa karena kalau saya ingin ikut berdebat saya harus tedaftar disalah satu partai politik, padahal saya sebagai warga negara seharusnya terpenuhi hak sipol saya dari manapun saya, dari manapun latar belakang saya,pendidikan saya tetap saja saya tidak pernah mendapatkan tempat. dimanakah demokrasi untuk rakyat.....

Kamis, 01 Januari 2009

SERANGAN ISRAEL TERAKHIR


Sewaktu penulisan buku ini (dasar pembuatan situs ini) dimulai, Palestina tengah mengalami bulan-bulan pertama Intifadah al-Aqsa. Dari hari paling awal Intifadah baru ini, pemerintahan Israel menanggapi dengan keras demontrasi jalanan warga Palestina. Namun, sementara itu, bentrokan di wilayah ini menjadi jauh lebih keras. Untuk membalas bom bunuh diri yang dilakukan oleh beberapa kelompok Palestina, Israel telah melangkah lebih jauh dalam menekan Daerah Pendudukan. Operasi Israel yang dilakukan di darat, laut, dan udara ditujukan terutama terhadap orang-orang sipil Palestina. Hari-hari terkeras selama Intifadah al-Aqsa mungkin telah meledak begitu tahun 2002 dimulai.
Dalam operasi terakhir ini, yang digambarkan oleh pihak berwenang sebagai yang terbesar di Daerah Pendudukan dalam 20 tahun terakhir, tentara Israel mengirimkan sekitar 20.000 tentara. Dengan pengerahan ini, yang dianggap sebagai sebuah pertanda awal akan adanya pembantaian besar-besaran, tentara Israel mulai mencaplok wilayah-wilayah yang ditempati rakyat Palestina satu demi satu. Operasi ini sebenarnya telah diramalkan berbulan-bulan sebelumnya. Seperti telah kita bahas di bagian sebelumnya “Ariel Sharon Bersiap untuk Perang,” sumber-sumber media asing telah meramalkan pendudukan itu. Berita yang bocor dari pemerintahan Israel ini juga menunjukkan bahwa Israel tengah mempersiapkan perang besar.

Begitu pendudukan dimulai, pemandangan yang mengingatkan pada penyerangan Libanon 1982 mulai tampak. Hal yang sama terjadi di setiap kamp pengungsi yang dicaplok dan daerah berdekatan. Pertama-tama, suara tank dari kejauhan dan letupan senjata terdengar, lalu generator yang menyuplai arus listrik dihancurkan, menjerumuskan daerah ini ke dalam kegelapan dan mengasingkannya dari dunia luar. Sebelum bergerak jauh, pesawat-pesawat F-16 datang untuk membantu tank-tank. Semua ini hanyalah langkah pertama pengepungan yang lebih besar lagi. Pemandangan ini benar-benar seperti daerah perang layaknya. Tank-tank Israel memasuki kota-kota dalam pemerintahan Palestina seperti Gaza, Ramallah, Nablus, dan Tulkarem, menghancurkan segalanya di sepanjang jalannya; Pesawat-pesawat F-16 menghujankan bom di atas orang-orang yang tinggal di kamp-kamp pengungsian. Pemimpin PLO Yasser Arafat tidak dapat meninggalkan tempat kediaman resminya, dengan kata lain, ia telah dipaksa menjalani tahanan rumah. Hanya dalam satu hari serangan itu, 40 orang terbunuh. Tentara Israel menembaki rumah-rumah sakit, ambulan, dan sekolah-sekolah, termasuk sekolah untuk tuna netra yang didirikan oleh PBB. Para wartawan asing di tempat kejadian melaporkan bahwa orang-orang yang terluka selama serangan ini tidak dapat dibawa ke rumah sakit karena tank-tank Israel mengepung rumah sakit dan mencegah setiap ambulan untuk keluar masuk. Di samping itu, ribuan orang diperiksa tanpa alasan yang jelas, dan lusinan mereka dikirim ke penjara. Di beberapa kamp pengungsian, seluruh lelaki berusia antara 14 dan 60 dibawa pergi untuk disidik. Beberapa di ntara mereka, setelah ditahan selama 2 hari dengan tangan terikat dan mata ditutup, kemudian ditahan dalam penjara. Di kamp Dheisheh, misalnya, 600 laki-laki dipaksa untuk disidik; 70 dari mereka ditahan tanpa tuduhan resmi. Gambar-gambar orang-orang sipil dengan mata tertutup yang menunggu penyidikan yang diperlihatkan pada pers hanya memperlihatkan salah satu perbuatan tak masuk akal yang dilakukan oleh tentara Israel. Pers melaporkan beberapa perbuatan kejam lain selama pendudukan Israel: Gambar tentara Israel ketika melangkah di atas mayat seorang Palestina yang baru dibunuh, memukul dan membunuh seorang lelaki Palestina di tengah jalan meskipun ia telah menyerah, tank-tank Israel yang memukul dan menghancurkan ambulan yang diparkir di sisi jalan tersebut, dan orang Palestina yang dihujani dengan roket. Bahkan, teror yang bersamaan diarahkan pada anak-anak, sebuah target yang sudah lumrah bagi mereka. Kebijakan Israel terhadap anak-anak tidak hanya ditentang oleh orang-orang Palestina saja, tapi juga oleh seluruh dunia, termasuk warga Israel. Penulis Israel terkenal Gideon Levy, musuh abadi kebijakan Israel di Daerah Pendudukan, mengkritik tajam hal itu dan bertanya pada masyarakat Israel


Palestina merdeka dari pemerintahan Ottoman setelah Perang Dunia Pertama dengan bantuan serangan tentara Inggris, namun tidak pernah mampu mencapai sebuah negara yang damai dan aman yang pernah dinikmatinya dalam pemeritah Ottoman. Dalam rentang waktu hampir satu abad, ribuan orang yang tak berdosa telah terbunuh oleh teror, pembantaian, dan penyiksaan bangsa Israel. Jutaan orang Palestina yang tak bersalah dipaksa keluar dari rumah dan tanah air mereka dan terpaksa hidup dalam kemiskinan, terancam kelaparan, dalam kamp-kamp pengungsian. Semua upaya untuk menyelesaikan penindasan dan kekejaman, yang disaksikan oleh dunia, dan untuk membangun sebuah perdamaian wilayah yang berkesinambungan telah gagal. Pembicaraan-pembicaraan perdamaian palsu yang dilakukan di bawah sokongan pemerintahan Barat terbukti tak ada gunanya, selain memberi kesempatan Israel melaksanakan taktik baru untuk membersihkan wilayah yang ditempatinya dari penduduk Palestina.
Pertama-tama, kita harus mengetahui bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi di Palestina lebih dari sekedar perang antara Arab dengan Israel. Sebuah perjuangan untuk hidup tengah dilakukan oleh bangsa Palestina, yang tanah dan hak-haknya dirampas paksa oleh kekuatan pendudukan Israel. Lebih-lebih lagi, tanah yang kita bicarakan ini berisi tempat-tempat yang suci bagi umat Islam. Palestina itu sangat penting bagi umat Islam karena Yerusalem adalah kiblat pertama umat Islam, dan tempat mikraj (perjalanan malam) Nabi Muhammad SAW. Di samping itu, Palestina itu tidak hanya suci bagi umat Yahudi dan Islam, melainkan juga bagi umat Nasrani. Oleh karena itu, adalah sebuah kebodohan mencoba dan mempertahankan tanah Palestina, terutama Yerusalem, di bawah pemerintahan satu lembaga politik nasionalis yang khusus atau mengakui hak satu-satunya kelompok nasional atau agama. Palestina haruslah menjadi tanah di mana orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Muslim hidup bersama dalam kedamaian dan menjalankan kewajiban agama mereka seperti yang mereka inginkan.
Pertempuran tanpa mengenal belas kasihan terus berlanjut hari ini antara dua penduduk yang hidup di tanah Palestina. Di satu sisi, tentara Israel yang bersenjata lengkap melakukan kebijakan pemusnahan sama sekali; di pihak lain, kelompok radikal Palestina melakukan bom bunuh diri yang ditujukan kepada warga Israel yang tak berdaya. Buku ini akan membahas kekeliruan parah karena usaha menyelesaikan permasalahan yang ada dengan kekerasan, dan bagaimana pemecahan sesungguhnya harus dibangun.
Di sini, salah satu kenyataan penting tidak bisa diabaikan: Orang-orang Palestina menderita kekejaman dan penghinaan dan seluruh dunia menyaksikannya. Sementara warga Palestina setiap hari menjadi sasaran peluru tentara Israel, sementara jutaan manusia menjalani bertahun-tahun dalam kelaparan dan kemiskinan di kamp-kamp pengungsian, sementara banyak orang Islam (termasuk wanita) disiksa di penjara-penjara Israel, sebuah tanggung jawab serius pun dibebankan kepada semua orang Islam yang beriman kepada Allah dan takut kepada Hari Pembalasan. Tanggung jawab pertama adalah melawan ideologi sosial Darwinisme yang mementingan ras dan tidak toleran, yang menjadi dasar semua ketidakadilan dan ketidakbijaksanaan di dunia.
Ketika Anda membaca kalimat ini, ketahuilah bahwa perjuangan ribuan orang-orang Palestina yang tertekan untuk bertahan di tanah ini terus berlanjut dalam semua kekerasannya. Tentara pendudukan Israel mungkin tengah mengebom kota-kota Palestina atau kamp-kamp pengungsian. Di setiap bagian Jalur Gaza, Tepi Barat, atau Yerusalem, orang-orang Palestina hari ini menanggung penindasan dan kekejaman yang sebagian besar karena mereka adalah “orang Islam.”
Karena alasan ini, setiap orang yang sadar harus bercermin dari keadaan ini. Tanggung jawab kita karena mengikuti berita-berita di media massa tentang kekejaman dan perbuatan tak berprikemanusiaan ini, tapi kemudian terus menjalani keseharian seolah-olah tak ada yang terjadi, tak disangkal lagi akan menjadi beban teramat berat untuk ditanggung. Sebenarnya, Al-Qur’an memberi tahu kita bahwa setiap orang yang beriman dan yang memiliki kesadaran akan yang hak dan yang batil bertanggung jawab untuk berjuang atas nama orang-orang yang tengah tertindas:
Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdo'a, "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!" (Qur'an, 4:75)
Tanggung jawab yang ditanggung oleh orang-orang yang mendengar perintah ini dan mau mengucurkan bantuan kepada orang yang mengalami kekejaman, diterangkan oleh: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar217; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Al-Qur'an 3:104). Tanggung jawab kita adalah mengajak semua manusia untuk beriman kepada Allah dan memperlihatkan keindahan akhlak agama, dan menjalankan perjuangan intelektual melawan semua ideologi yang membenci agama Allah dan tata prilaku Al-Qur'an.