Bongkar Tirani

Grab this Headline Animator

Bongkar Tirani

Kalau "air mata" diserahkan kepada rakyat... Tapi... kalau "mata air" diambil oleh penguasa... Kapan "air mata" itu hilang dari mata rakyat? ataukah abadi selamanya karena kerakusan penguasa?

Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
Minggu, 07 Maret 2010

NARKOBA UNTUK KELUARGA BERMASALAH ?

Written by Narasumber Wednesday, 07 October 2009 06:15

Cuplikan kisah nyataantara Tania dan Mamanya adalah sebuah contoh klasik yang seringterjadi pada para penderita narkoba. Ketidakharmonisan keluarga,perceraian, kemarahan, perasaan bersalah dan kemiskinan merupakankomponen-komponen yang saling bersinergi dan bermuara padapenyalahgunaan narkoba berkepanjangan. Sudah banyak cerita-ceritakelabu dari keluarga-keluarga seperti ini. Namun benarkah nakoba hanyaterjadi pada keluarga bermasalah saja ? Apakah tidak mungkin narkobaterjadi pada keluarga baik-baik, yang harmonis dan taat beribadah ?

Hasil riset dari YCABtahun 2001 tentang Profil Pecandu menemukan fakta yang cukupmengejutkan bahwa enam dari sepuluh pecandu biasa menggunakan narkobadi rumah, padahal mereka memiliki ibu yang tidak bekerja (ibu rumahtangga). Ini berarti penyalahgunaan narkoba terjadi pada saat salahsatu orang tua berada di rumah dan dilakukan di lokasi yang menurutkebanyakan orang berada dalam kendalinya. Beberapa kasus memperlihatkanbahwa narkoba juga terjadi pada keluarga yang tidak kekurangan,hubungan antar anggota keluarga harmonis, dan orangtua tidak bercerai.Tentu saja orang tua dari keluarga ini akan terpukul sekali manakalamengetahui anaknya menggunakan narkoba. Fakta ini memperlihatkan bahwanarkoba bisa menyerang keluarga manapun, tidak peduli dari keluargabaik-baik ataupun keluarga yang berantakan.

Sebetulnyaapa yang membuat seorang remaja dari keluarga baik-baik bisa tetapterkena narkoba ? Ada beberapa hal yang diduga terkait dengan masalahini. Pertama adalah dari diri orangtua itu sendiri dan yang keduaberasal dari diri si anak. Dari diri orangtua misalnya, ada semacampersepsi yang keliru bahwa jika seorang anak sudah dicukupikebutuhannya, diberi fasilitas yang memadai, dan sudah diberipembekalan spiritualitas, itu sudah cukup. Mereka merasa aman dan yakinbahwa anaknya tidak akan mencoba narkoba. Keyakinan semu ini kemudianmembuat mereka merasa tidak perlu memberikan informasi mengenai narkobasama sekali. Padahal ketidaktahuan ini seringkali berakibat fatal.

Hallain yang berasal ada pada diri orangtua adalah tentang komunikasi.Banyak orangtua yang mengatakan bahwa komunikasi dengan anaknya sudahbaik. Mereka merasa bahwa mereka sudah berbincang-bincang danmemberikan nasihat pada anaknya. Namun sebagaimana yang disinyalirColondam (2007) banyak orangtua merasa telah memberikan informasi, akantetapi sesungguhnya informasi tersebut tidak diterima oleh anak. Halini bisa terjadi karena saat penyampaian yang tidak tepat, anak sedangtidak perhatian, cara penyampaian yang tidak nyambung dengan duniaanak, atau gaya bahasa yang tidak dipahami anak.

Daribeberapa kasus ditemukan bahwa kepekaan terhadap anak juga menjadisalah satu hal yang bisa membuat orangtua tidak sadar bahwa anaknyatelah terlibat dalam narkoba. Hal-hal yang remeh bagi orangtua mungkinpenting bagi anak. Perubahan tingkah laku sekecil apapun sebaiknyadiwaspadai sebagai sebuah indikator. Perubahan selera musik, liriklagu, gaya berpakaian, potongan rambut, dan sebagainya bisa jadimenggambarkan adanya sesuatu yang tengah terjadi pada diri anak kita.Banyak orang yang merasa sangat yakin bahwa karena dia adalah anaksaya, maka saya kenal betul dengan dia. Padahal sesungguhnya harusditelaah terlebih dahulu, berapa banyak waktu yang dihabiskan orangtuabersama anaknya. Mana yang lebih sering ia bersama teman-temannya ataudengan guru lesnya atau bersama orangtuanya ? Orangtua yang memilikitidak cukup peka terhadap perubahan yang terjadi pada anaknya, bisajadi akan sangat terkejut manakala mengetahui anaknya terjerumus dalampenyalahgunaan narkoba.

Darisisi anak, berdasarkan kasus-kasus yang pernah ada, diketahui bahwaketerlibatan dalam narkoba juga disebabkan oleh ketidaktahuan anaktentang narkoba. Mereka asing sama sekali dengan dunia tersebut,sehingga ketika ditawari mereka mau saja. Coba-coba lalu berkembangmenjadi terbiasa dan akhirnya sulit lepas. Ada juga kasus dimana anakternyata memiliki kesulitan untuk mengelola kepercayaan yang diberikanorangtuanya. Orangtua sudah memberikan kepercayaan yang besar kepadamereka, tidak melakukan pengawasan, jarang mempertanyakan setiapkeputusan yang diambil anak. Namun banyak anak tidak tahu sampai dimanabatas kebebasan ini. Sehingga keputusan membina pertemanan denganpencandu atau mencoba narkoba, dipersepsikan masih berada dalam koridorkebebasan yang mereka miliki.

Hallain yang ditemukan dari beberapa kasus penyalahgunaan narkoba padakeluarga baik-baik adalah adanya anak-anak yang mengalami kejenuhanterhadap aturan-aturan keluarga. Harus diakui pada keluarga yangdikatakan ‘baik-baik’ biasanya ada penegakan disiplin dan aturan sejakdini. Seiring dengan berjalannya waktu, muncul kejenuhan atas hal ini.Mereka lalu mulai melakukan pemberontakan, namun pemberontakan yangdilakukan adalah pemberontakan yang ‘sopan’. Dan anak-anak ini ternyatatetap bisa tampil manis di depan orangtuanya. Mereka pandai sekalimenyembunyikan kondisi sesungguhnya di depan orangtuanya.

Pengakuanlain yang muncul dari anak-anak baik yang terlibat dalam penyalahgunaannarkoba adalah karena mereka merasa perasaan atau pendapatnya tidakdihargai. Mereka paham sepenuhnya bahwa hal-hal yang mereka keluhkanmungkin adalah masalah kecil saja bagi orangtuanya. Namun hal itusangat penting bagi mereka. Misalnya saja tentang potongan rambut,sikap teman yang tidak menyenangkan atau adanya jerawat di wajah yangmeresahkan. Kadang-kadang mereka juga ingin dilibatkan dalampengambilan keputusan, seperti membeli mobil atau pindah rumah. Namunseringkali orangtua menganggap pendapat mereka tidak penting. Perasaantidak-dianggap ini membuat mereka lalu mencari situasi lain yangmembuat mereka bisa mendapatkan perhatian atau didengarkan pendapatnya.Lingkungan pertemanan menjadi salah satu alternatif. Dan jika merekamasuk ke kelompok yang salah, maka kemungkinan untuk terkena narkobabisa terbuka lebar.

Pemaparanini tidak bermaksud menakut-nakuti keluarga baik-baik. Tulisan inidimaksudkan untuk mengajak kita senantiasa waspada atas apa berbagaikemungkinan yang bisa terjadi pada anak kita. Narkoba memang tidakpandang bulu. Percaya ?

0 Tulis komentar Kalian disini...: