Bongkar Tirani

Grab this Headline Animator

Bongkar Tirani

Kalau "air mata" diserahkan kepada rakyat... Tapi... kalau "mata air" diambil oleh penguasa... Kapan "air mata" itu hilang dari mata rakyat? ataukah abadi selamanya karena kerakusan penguasa?

Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
Rabu, 14 Juli 2010

Dalam Gelap...

Dalam Gelap Aku terduduk bersama kawan... dipinggir Stasiun gambir dengan tujuan pergi ke Yogyakarta, namun lama kunanti tak kunjung datang juga, ular besi yang akan membawa aku pergi, aku hanya terduduk diam tanpa berkata apapun terhadap kawan disampingku, aku tertunduk berdoa berharap ada nasib baik baik mengahampiri kehidupanku di Yogyakarta, Namun aku salah ternyata di Yogyakarta tak jauh dengan sodaranya Jakarta, sama-sama kejam prilaku komunitasnya, komunitas yang pernah aku geluti, saling tindas sambil berteriak anti penindasan, saling bunuh dengan menolak pembunuhan, membuat konspirasi untuk menjatuhkan dengan berteriak kepada komunitas ini untuk kepentingan rakyat?

Itulah faktanya, yang terjadi selam aku menikmati kota yogyakarta, jika ingi9n mencari uang siapa yang curang dia yang menang, namun jika ingin mencari kawan banyak sekali seniman yang siap berteman tanpa seperti mencari uang di Yogyakarta.

Tepi jalan tetap saja berada di sisi, itulah kehidupanku selalu terpinggirkan olehnya, oleh harapan, mimpi dan cita-cita yang tak kunjung tercapai, dimanakah seharusnya kau berada? padahal aku sudah pergi meninggalkan Jakarta.

Dalam gelap...

Aku kembali termenung menunggu keajaiban datang dalam hidupku, didalam gelap di pinggir jalan kereta, memandang dan bertanya sejauh manakah rel kereta ini akan terputus? karena yang ku tahu aku hanya berada di Pulau Jawa saja.

Lalu apa yang harus ku tunggu lagi? tak ada lagi yang harus di kejar, tak ada lagi yang harus diperebutkan juga, aku hanya bisa duduk diam tanpa arti, bagi diri sendiri juga bagi orang lain yang selama ini mendukung kehidupan aku, khususnya istri dan para orang tua ku.

Dalam gelap...

Hanya terdiam tanpa rasa, menikmati serbuk surga mengalir dalam darah menari dan bernyanyi di alam mimpi, bersama mereka yang masuk ke ruang khyal dan mimpiku, ketika terbangun yang ada hanyalah sebualh kegelapan yang sebelumnya tak pernah aku lihat ruang segelap ini tanpa cahaya setitikpun.

Hanya Tuhan... Yang mampu memberi Cahaya itu...

0 Tulis komentar Kalian disini...: