Bongkar Tirani

Grab this Headline Animator

Bongkar Tirani

Kalau "air mata" diserahkan kepada rakyat... Tapi... kalau "mata air" diambil oleh penguasa... Kapan "air mata" itu hilang dari mata rakyat? ataukah abadi selamanya karena kerakusan penguasa?

Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
Minggu, 18 Juli 2010

Sepi...

Sepi... disini... hanya embusan angit genit yang menghembus dan menyentuh tubuh hingga menyentuh tulang belulangku yang terasa bergetar...

ingin kubercerita tentang semua pergumulan yang aku rasakan ini, namun tetap terasa sepi tanpa tempat untuk teriak...

Sepi...ohh.. sepi, mengapa kau mendera berasam kehidupan ini? yang keluar dalam pikiran dan hati ini, hanya rasa bingung entah harus bagaimana, sebab hanya suara dibalik telepon yang membuat ramai isi dalam jiwa ini menjadi sebuah pergumulan klasik, yaitu uang yang harus dibayarkan kepada orang-orang penuntut ulah dan prilaku masa lalu.

Kini terduduk dengan kepala mengahadap kedua dengkul kaki ku, terasa gelap didalam rasa sepi ini, seolah sepi ini akan membunuh segala mimpi-mimpiku, langkahku semakin terhambat olehnya, oleh setiap pergumulan yang harus membuat aku duduk diam berpikir didalam sendiri.

Tak pernah lelahnya aku berdoa terhadap Tuhan, hingga tak mampu lagi apa yang harus di ucapkan kepada-NYA, seperti marah namun tak ingin sebab dia Tuhan yang katanya mengerti segala kehidupan anak-anaknya yang sedang lemah tak berdaya didalam sendiri dan sepinya...

Haruskah aku memutar kembali jalan kehidupanku? dengan berada didalam gelap? sebab tak ada bedanya antara sepi dan gelap?

Ohh.. Tuhan ku mulai akan berdoa lagi, jamahlah aku agar aku dekat terhadapmu, sehingga aku tak terbuai oleh sepi dan gelap yang selalu bersamaku, biarlah terang dan sukses menyertai kehidupanku, sebab aku ingin bekerja untuk pekerjaanmu Tuhan.

Dengarkanlah wahai sepi... Janganlah kau bunuh aku dengan rasa lemah, biarlah aku berteman denganmu dengan damai tanpa harus membuat aku terjatuh dalam gelap.

Hai.. sepi semoga kau mengerti apa yang aku maksud, sebab harapan itu masih ada walau hanya sedikit ada didalam jiwa yang tak berdaya ini, sebab aku sedang tertekan oleh pergumulan masa lalu yang belum terbayarkan, haruskah aku ceritakan semuanya?? padahal engkau tahu apa yang terjadi pada hidupku...

Tuhan ubahlah hidupku... aku ingin mengenalmu, akuingin damai sejahtera, dengan terbayarnya hutang-hutang masa laluku.

Tuhan kalau aku boleh mengeluh? apakah ini karma? apakah ini dosa keturunan? atau apakah ini akibat dari sistem sosial yang ada? aku sedang susah Tuhan ya.. aku sedang susah...

Aku rasa engkau mengerti dalam keluh kesah ku diantara angin-angin yang berhembus bersama sepiku...

Sepi akibat tidak mampu bergerak untuk bersosial, sepi membuat aku terdiam tanpa kawan hanya engkau yang menjadi tempat diantara sepi dan angin malam...

Bolehkah aku kini terdiam? menunggu keajaibanmu datang? melihat cara kerjamu didalam sepiku? Jika boleh aku akan diam, untuk merasakan angin malam yang menusuk-nusuk tulangku.

0 Tulis komentar Kalian disini...: